ADB Ramal Harga Barang di RI Masih Melambung Hingga Semester I 2023
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan inflasi Indonesia masih bertahan tinggi hingga pertengahan tahun depan. Inflasi diramal menyentuh kisaran 5,5%-6% pada Semester 1 2023, tetapi perkiraan keseluruhan tahun akan lebih rendah karena inflasi di paruh kedua akan mulai melandai.
"Kami akan melihat peningkatan inflasi murni secara aritmatika Januari hingga Juni 2023, kemudian menjadi sekitar 3,8% Pada Desember 2023. Tetapi untuk tahun depan, kita melihat inflasi rata-rata sekitar 5% untuk satu tahun penuh," kata Ekonom Senior ADB Henry Ma dalam diskusi dengan media, Rabu (21/9).
Inflasi tinggi yang masih bertahan hingga paruh pertama tahun depan disebabkan baseline effect dari inflasi yang cenderung terkendali selama periode Januari-Juni tahun ini. Outlook inflasi sepanjang tahun depan direvisi dari 3% menjadi 5,1%.
Tekanan inflasi kemungkin mulai melonjak pada empat bulan tersisa tahun ini karena kenaikan harga BBM. Adapun perkiraan inflasi untuk tahun ini dinaikkan dari 3,6% menjadi 4,6%.
"Perubahan besar adalah terjadi kenaikan harga BBM pada bulan September, hal ini akan menyebabkan lonjakan tingkat harga pada September hingga Desember," kata Ma.
Inflasi sebetulnya sudah merangkak naik sejak beberapa bulan terakhir dan mencapai 4,7% secara tahunan pada bulan lalu. Penyebab utama kenaikan harga ini terutama karena inflasi impor dari guncangan pasokan komoditas, sedangkan ekspektasi inflasi terpantau stabil. Kenaikan inflasi beberapa bulan terakhir dilihat masih belum mengakar.
