Banyak Dana Pensiun Inggris Terancam Bangkrut, Apa yang Terjadi?
Inggris berada di ambang krisis finansial menyusul kejatuhan pasar yang terjadi pada akhir bulan lalu yang menimbulkan kesulitan bagi perusahaan-perusahaan dana pensiun. Kerusuhan di pasar keuangan terjadi setelah pengumuman Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng pada Jumat (23/9).
Mengutip CNN, poundsterling sempat jatuh ke rekor terendahnya sepanjang sejarah, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris melonjak sangat cepat pada Senin (26/9). Kondisi ini ternyata berdampak pada ratusan manajer dana pensiun Inggris. Kekacauan di pasar keuangan saat ini membuat posisi mereka di ujung krisis.
Dana pensiun sebenarnya dirancang dengan instrumen investasi relatif membosankan. Ini karena tujuan mereka bersifat tunggal, yakni menghasilkan cukup uang untuk melakukan pembayaran kepada pensiunan.
Keributan terjadi karena imbal hasil obligasi pemerintah Inggris yang melesat memberikan tekanan besar pada banyak dana pensiun dengan mengubah strategi investasi mereka. Lembaga-lembaga dana pensiun terpaksa harus melibatkan penggunaan derivatif untuk melindungi investasi mereka.
Ketika harga obligasi pemerintah jatuh, dana pensiun diminta untuk menambah miliaran poundsterling sebagai jaminan. Dalam perebutan uang tunai, manajer investasi terpaksa menjual apa pun yang mereka bisa, termasuk, dalam beberapa kasus, lebih banyak obligasi pemerintah. Kondisi ini justru mendorong imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi dan memicu kebutuhan untuk menambah jaminan.
"Ketika itu semua orang ingin menjual dan tidak ada pembeli," kata Ben Gold, kepala investasi di XPS Pensions Group, sebuah konsultan pensiun Inggris.
Bank of England pun memasang mode krisis. Setelah bekerja sepanjang malam pada Selasa (27/9) untuk menenangkan pasar, bank sentral berjanji untuk masuk ke pasar dan membeli obligasi hingga £ 65 miliar atau setara US$ 73 miliar jika diperlukan pada keesokan harinya. Langkah bank sentral mencegah ketidakstabilan yang lebih buruk dan meluas.
Dalam sebuah surat kepada kepala Komite Keuangan Parlemen Inggris minggu ini, Bank of England mengatakan bahwa jika kondisi kemarin tidak ditengahi maka sejumlah dana pensiun akan gagal bayar. Ini akan memperkuat tekanan pada sistem keuangan.
Bank of England meyakinkan bahwa intervensi yang mereka lakukan sangat penting untuk memulihkan fungsi utama pasar.
Perusahaan-perusahaan dana pensiun kini berlomba mengumpulkan uang untuk mengisi kembali pundi-pundi mereka. Namun, ada pertanyaan besar yakni apakah mereka dapat menemukan pijakan sebelum pembelian obligasi darurat oleh Bank of England berakhir pada 14 Oktober.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, suku bunga meningkat dengan cepat di seluruh dunia. Dalam iklim seperti ini, para ahli sudah mengingatkan bahwa pasar rentan menghadapi masalah.
“Akan ada lebih banyak volatilitas di pasar,” kata Barry Kenneth, kepala investasi di Dana Perlindungan Pensiun.
Ia mengatakan, sangat mudah untuk berinvestasi ketika semuanya naik. Sebaliknya, investasi dalam kondisi volatilitas tinggi seperti saat ini sangat sulit.
Krisis Pensiun
Tanda-tanda masalah pada perusahaan dana pensiun muncul karena fokus investasi mereka yang didorong oleh kewajiban kepada pensiunan atau Liability Driven Investing (LDI). Gold mengatakan dia mulai menerima pesan dari klien yang khawatir dengan nasib dana mereka selama akhir pekan pada 24-25 September 2022.
LDI sebenarnya dibangun di atas premis sederhana: Dana pensiun membutuhkan cukup uang untuk membayar kewajiban mereka kepada pensiunan di masa depan. Untuk merencanakan pembayaran dalam 30 atau 50 tahun ke depan, mereka membeli obligasi jangka panjang sambil membeli derivatif untuk melindungi nilai taruhan ini.
Dalam prosesnya, perusahaan-perusahaan dana pensiun harus memasang agunan. Jika imbal hasil obligasi meningkat tajam, mereka diminta untuk memberikan lebih banyak jaminan dalam apa yang dikenal sebagai panggilan margin atau margin call. Menurut Bank of England, margin of call ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan nilainya kini mencapai lebih dari £ 1 triliun atau setara US$ 1,1 triliun.
Ketika imbal hasil obligasi naik perlahan dari waktu ke waktu, itu bukan masalah bagi pensiunan yang menerapkan strategi LDI, dan benar-benar membantu keuangan mereka. Namun jika imbal hasil obligasi melonjak dengan sangat cepat, ini akan menimbulkan masalah.
Menurut Bank of England, pergerakan imbal hasil obligasi yang sangat cepat pada awal pekan terakhir bulan lalu sebelum akhirnya diintervensi bank sentral belum pernah terjadi sebelumnya.” Pergerakan empat hari dalam obligasi pemerintah Inggris dengan tenor 30 tahun lebih dari dua kali lipat dari yang terlihat selama periode stres tertinggi dari pandemi," kata Kenneth.
Pergerakan yang tajam ini yang memicu kekhawatiran pasar karena panggilan margin terus muncul. Dana Perlindungan Pensiun mengatakan telah menghadapi margin call hingga mencapai £ 1,6 miliar. Sebagian dari mereka mampu membayar tanpa membuang aset, tetapi yang lain tertangkap basa dan terpaksa menjual aset lainnya seperti obligas pemerintah, obligas daerah, dan saham untuk mengumpulkan uang.
Gold memperkirakan bahwa setidaknya setengah dari 400 program menghadapi margin call. Seluruh industri dana pensiun saat ini diperkirakan membutuhkan £ 100 miliar hingga £ 150 miliar untuk memenuhinya.
Disfungsi pasar yang memicu reaksi berantai tak hanya menjadi kekhawatiran investor. Bank of England menjelaskan bahwa kekalahan pasar obligasi mungkin telah menyebabkan pengetatan kondisi pembiayaan yang berlebihan. Kondisi ini akan menekan ekonomi riil karena biaya pinjaman akan meroket. Bagi banyak bisnis dan pemegang hipotek, mereka saat ini sudah merasakan kenaikan biaya pinjaman.
Sejauh ini, Bank of England hanya membeli obligasi £3,8 miliar, jauh lebih sedikit daripada yang bisa dibeli. Namun, upaya tersebut telah mengirimkan sinyal yang kuat. Imbal hasil obligasi jangka panjang telah turun tajam sehingga memberi dana pensiun waktu untuk memperbaiki kondisi.
"Apa yang telah dilakukan Bank of England adalah membeli waktu untuk beberapa rekan saya di luar sana," kata Kenneth.
Namun, Kenneth khawatir jika program tersebut berakhir minggu depan sesuai jadwal, tugas tersebut tidak akan selesai mengingat rumitnya masalah yang dihadapi dana pensiun.
Ketika bank sentral mendongkrak suku bunga pada laju tercepat dalam beberapa dekade, investor khawatir tentang implikasinya terhadap portofolio mereka dan bagi perekonomian. Hal ini membuat para investor memegang lebih banyak uang sehingga memperburuk pergerakan harga aset.
Gold mengatakan, industri pensiun secara keseluruhan lebih siap sekarang. Namun demikian, ia mengakui tetap ada potensi kembali terjadinya kondisi ketidakstabilan.