BI Punya Amunisi Baru Agar Eksportir Tak Parkir Dolar AS di Singapura
Bank Indonesia (BI) menerbitkan instrumen operasi valuta asing baru yang memungkinkan perbankan untuk meneruskan simpanan devisa hasil ekspor (DHE) milik eksportir ke BI dengan mekanisme pasar dan suku bunga yang lebih menarik. Instrumen ini diharapkan dapat mendorong para eksportir untuk memarkir dolar AS lebih lama di dalam negeri alih-alih negara lain, seperti Singapura.
"Ini yang kami lakukan. Dengan demikian DHE yang sudah masuk ini bisa lebih lama sekitar satu bulan, tiga bulan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2022, Kamis (22/12).
Perry mengatakan, pihaknya juga memberikan insentif kepada perbankan yang meneruskan simpanan DHE ke BI. Ia berharap DHE yang dihasilkan sektor SDA dapat berkontribusi positif terhadap stabilitas dan pemulihan ekonomi.
Perry juga meyakini langkah itu akan semakin meningkatkan pasokan valas di dalam negeri dan berujung pada pemulihan ekonomi nasional, lantaran likuiditas perbankan akan semakin baik. Adapun mengenai mekanisme imbal hasil yang ditawarkan, ia menjelaskan, BI akan melakukan lelang dengan menawarkan term deposit valas dalam suku bunga tertentu yang tergantung pada tawaran perbankan luar negeri.
Ia mencontohkan, jika rata-rata suku bunga tenor satu bulan yang ditawarkan perbankan luar negeri adalah 3,7%, BI akan menawarkan suku bunga sekitar 3,75% hingga 4% saat lelang. Namun, suku bunga yang didapat nantinya akan tergantung penawaran dari para bank agar bisa mendapatkan spread dari nasabah.
“Mekanisme ini akan tetap transparan, kompetitif, dan terbuka untuk bank dan eksportir," katanya.