Rupiah diproyeksikan tertekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan perjanjian perdagangan bilateral terbatas pada Kamis (8/5).
Diperkirakan Rupiah akan menguat terhadap Dolar AS, didorong oleh negosiasi dagang antara AS dengan negara lain, serta kembalinya modal asing ke pasar domestik.
Analisis menyatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini, seiring pernyataan lunak Trump terhadap Cina yang mendorong sentimen pasar positif.
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75% di April 2025, mengutamakan stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global dan volatilitas pasar internasional.
Nilai tukar rupiah bergerak melemah pada perdagangan pagi ini. Namun, rupiah masih berpeluang menguat di tengah memanasnya perang dagang Amerika Serikat dan Cina.
Kenaikan harga emas Antam disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ketegangan perang dagang AS-Cina, membuat emas menjadi aset safe haven yang diminati.
Kekhawatiran mengenai arah kebijakan fiskal di bawah Presiden Prabowo dan stabilitas ekonomi Indonesia mendorong orang kaya mengalihkan dana ke luar negeri, memilih emas, properti, dan USDT.
Seusai pengumuman Trump untuk menunda tarif perdagangan, rupiah diperkirakan menguat, meskipun kebijakan ini tidak termasuk Cina, yang masih dikenakan tarif impor tinggi.
Kebijakan tarif impor baru dari AS dikhawatirkan akan melemahkan industri TI Indonesia dan memperburuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, di tengah ketergantungan impor komponen utama.