Rupiah Menguat Rp 15.088/US$ Ditopang Ramalan Sikap Dovish BI

Abdul Azis Said
18 Januari 2023, 16:53
rupiah menguat, rupiah hari ini, rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Kurs rupiah sempat melemah pada perdagangan pagi ini dengan dibuka di level Rp 15.183 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah menguat 77 poin atau 0,51% ke level Rp 15.088 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini. Penguatan rupiah terjadi di tengah sentimen global yang cenderung kondusif dan penantian pasar terhadap pengumuman hasil rapat bulanan Bank Indonesia besok yang diramal melunak.

Kurs rupiah sempat melemah pada perdagangan pagi ini dengan dibuka di level Rp 15.183 per dolar AS. Namun, nilai tukar berbalik menguat sekitar pukul  10.50 WIB dan sempat menyentuh level terkuatnya sepanjang hari ini di Rp 15.075 pada pukul 13.04 WIB.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen di pasar global lebih kondusif di awal tahun ini. Ekspektasi data inflasi di Amerika terus menurun dan perkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Cina meningkat setelah pelonggaran kebijakan pandemi Covid-19.

"Sementara itu, persepsi investor terhadap kondisi fundamental Indonesia yang masih positif. Bank Indonesia masih mencermati perkembangan global khususnya terkait perkembangan data di AS serta persepsi investor terhadap kondisi fundamental Indonesia yang masih positif," kata Ibrahim dalam catatannya, Rabu (18/1).

Pasar penantian hasil pertemuan bulanan BI yang akan diumumkan besok siang. Pasar memperkirakan BI akan melonggarkan kebijakan moneter agresifnya, dengan beberapa memperkirakan tidak akan ada kenaikan suku bunga bulan ini dan bunga acuan dipertahankan di 5,5%. 

Selian penantian rapat BI besok, Ibrahim menyebut penguatan hari ini kemungkinan masih terpengaruh oleh apa yang disebutnya Jokowi Effect. Kebijakan pemerintah merevisi aturan kewajiban repatriasi devisa hasil ekspor (DHE) memberi sentimen positif ke rupiah.

Beberapa sentimen baru yang menggerakkan pasar hari ini di luar negeri, di antaranya adalah hasil pertemuan bank sentral Jepang (BoJ) yang mempertahankan suku bunga di levels angat rendah.  BoJ juga tetap mempertahankan kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) sebesar 0,5%. 

Pasar masih terus memantau risiko resesi pada tahun ini. Sebuah survei yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) menunjukkan sepertiga dari kepala ekonom sektor swasta memperkirakan resesi global mungkin terjadi pada tahun ini. Hampir seperlimanya memperkirakan resesi sangat mungkin terjadi.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...