Rupiah Anjlok ke Rp 15.055/US$ Pagi Ini Imbas Data Ketenagakerjaan AS

Abdul Azis Said
6 Februari 2023, 09:54
rupiah, rupiah hari ini, rupiah melemah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Rupiah melemah pagi ini bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka anjlok 0,7% ke level Rp 15.005 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah melemah dipicu data ketenagakerjaan Amerika Serikat pada Januari yang menunjukkan penguatan sehingga mendorong ekspketasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve masih akan agresif menaikkan bunga tahun ini. 

Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah Rp 15.052 pada pukul 09.50 WIB, atau sudah terkoreksi 1,07% dibandingkan akhir pekan lalu di level Rp 14.894 per dolar AS. 

Mata uang Asia lainnya juga amblas pagi ini. Yen Jepang melemah 0,8%, won Korea Selatan 1,25%, dolar Taiwan 0,87%, peso Filipina 0,96%, ringgit Malaysia 0,28%, baht Thailand 0,25%, dolar Singapura 0,05%, dan dolar Hong Kong 0,01%. Sebaliknya, rupee India menguat 0,42% bersama yuan Cina 0,24%,  

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah akan melemah hari ini setelah data ketenagakerjaan AS yang jauh lebih baik dari perkiraan memicu penguatan indeks dolar AS. Rupiah akan melemah ke kisaran Rp 15.000, dengan potensi support di kisaran Rp 14.880 per dolar AS. 

Data ketenagakerjaan awal 2023 menunjukkan kondisi yang sangat kuat dalam rilis akhir pekan lalu. Hal ini tercermin dari data pembayaran gaji pekerja non pertanian alias nonfarm payroll Januari meningkat 517 ribu, hampir dua kali lipat dari bulan sebelumnya dan jauh di atas perkiraan pasar 187 ribu. 

Tingkat pengangguran turun ke 3,4%, rekor terendahnya sejak Mei 1969. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar 3,6%. Data ketenagakerjana yang menunjukkan kondisi masih kuat itu mendorong penguatan indeks dolar AS. 

Ariston menyebut, perbaikan pada pasar tenaga kerja AS dapat memicu tekanan inflasi lebih lanjut. Daya beli masyarakat meningkat sehingga konsumsi juga naik seiring semakin banyak masyarakat yang kembali ke pasar tenaga kerja.

"Situasi ketenagakerjaan yang bagus memberikan ruang bagi Bank Sentral AS, The Fed untuk melakukan pengetatan moneter lanjutan tahun ini," jata Ariston dalam catatnnya pagi ini, Senin (6/2).

Dari dalam negeri, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal empat 2022 mungkin dapat menahan pelemahan rupiah bila hasilnya di atas ekspektasi atau bertahan di atas 5%. Meski demikian, beberapa ekonom melihat kemungkinan angkanya tak mencapai 5%, perlambatan setelah empat kuartal beruntun tumbuh 5%.

Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan, rupiah akan melemah hari ini dengan bergerak di rentang Rp 14.900-Rp 15.100 per dolar AS. Rupiah berpotensi tertekan oleh penguatan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang naik tajam setelah data tenaga kerja AS yang jauh lebih kuat dari ekspektasi memicu kekhawatiran apabila the Fed akan tetap agresif pada kebijakan suku bunga. 

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait