Rupiah Menguat Pagi Ini Terdongkrak Data Inflasi AS dan Kejatuhan SVB
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 16 poin ke level Rp 15.369 di pasar spot pagi ini. Data inflasi AS yang menunjukkan berlanjutnya penurunan menjadi sentimen tambahan yang memicu ekspektasi bank The Federal Reserve tak lagi agresif mengerek suku bunga setelah kejatuhan Silicon Valley Bank atau SVB.
Mengutip Bloomberg, rupiah terus menguat ke arah Rp 15.352 pada pukul 09.40 WIB atau terapresiasi 0,21% dari penutupan kemarin. Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini.
Yen Jepang menguat 0,09%, dolar Singapura 0,28%, dolar Taiwan 0,04%, won Korsel 0,92%, peso Filipona 0,58%, ringgit Malaysia 0,35%, dan baht Thailand 0,30%. Sebaliknya, yuan Cina melemah 0,03% bersama rupee India 0,44% dan dolar Hong Kong 0,02%.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan menguat hari ini setelah data inflasi AS Februari yang dirilis semalam melanjutkan perlambatan dari bulan sebelumnya. Rupiah akan menguat ke arah support Rp 15.330 per dolar AS, dengan potensi resistance di kisaran Rp 15.400 per dolar AS.
Inflasi AS bulan Februari sebesar 0,4% secara bulanan dan 6% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Realisasi tersebut sesuai ekspektasi pasar. Inflasi inti sebesar 0,5% secara bulanan dan 5,5% secara tahunan.
"Meskipun angkanya masih jauh dari target 2%, tapi di tengah krisis perbankan AS saat ini the Fed bisa mengerem laju kenaikan suku bunganya," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Rabu (15/3).