Yaqut Cholil Qoumas, Pimpinan GP Ansor yang Ditunjuk Jokowi jadi Menag
Presiden Joko Widodo telah menunjuk enam Menteri baru untuk membantunya hingga 2024 mendatang. Salah satu nama yang diumumkan sore ini adalah Yaqut Cholil Qoumas sebaga Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi.
Yaqut merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2014-2019 dan 2019-2024. Selain itu ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) sekaligus Panglima tertinggi Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Pria yang akrab dipanggil Gus Yaqut ini tumbuh dari keluarga santri Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB. Ayahnya, K.H. Muhammad Cholil Bisri adalah salah satu pendiri PKB. Sedangkan kakaknya, Yahya Cholil Staquf adalah Khatib Syuriah Pengurus Besar NU.
Tokoh kelahiran Rembang ini telah aktif berorganisasi di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat berkuliah di Jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia pada 1996 hingga 1999.
Usai PKB terbentuk, Yaqut lalu bergabung dan menjadi Ketua Dewan Pengurus Cabang di rembang pada 2001. Tahun 2005, ia menjajal peruntungan dalam politik praktis dan menjadi Anggota DPRD Rembang.
Di tahun yang sama, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Rembang dan berhasil terpilih mendampingi Mochamad Salim hingga 2010. Tahun 2011, Yaqut mulai bersentuhan dengan GP Ansor hingga pada 2015 menggantikan Nusron Wahid sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor.
Karir politik Yaqut di PKB terus merangkak hingga menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Tengah 2012. Karir politiknya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dimulai tahun 2014 saat menggantikan Hanif Dhakiri yang ditunjuk sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Dalam Pemilihan Umum 2019, dia kembali melengang ke Senayan dan bertugas di Komisi VI yang membidangi BUMN, perdagangan, dan perindustrian.
Yaqut pada September 2019 lalu sempat bertemu dan berbincang dengan Paus Fransiskus di Vatikan. Saat itu ia menyampaikan dukungannya atas dokumen Human Fraternity for World Peace and Living Together yang didengungkan Paus Fransiskus dengan Grand Syekh Al-Azhar sekaligus menyampaikan dokumen GP Ansor Declaration on Humanitarian Islam.
Deklarasi GP Ansor tersebut memuat seruan untuk membangun konsensus global demi mencegah agama, khususnya Islam, sebagai senjata politik. Agama, lanjutnya, seharusnya menjadi solusi perdamaian dan bukan sumber konflik.
"Humanitarian Islam ini juga dimaksudkan untuk memupus maraknya kebencian komunal melalui perjuangan untuk mewujudkan tata dunia yang ditegakkan di atas dasar perhormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia," katanya.