Pasokan Global Seret, Vaksin Covid-19 Bikinan RI Jadi Harapan

Rizky Alika
17 April 2021, 06:00
vaksin, covid-19, vaksin merah putih, vaksin nusantara, virus corona
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada lansia saat vaksinasi massal dengan sistem jemput bola berbasis Banjar di Denpasar, Bali, Senin (5/4/2021). Epidemiolog berharap pada keberadaan vaksin Covid-19 buatan RI usai pasokan dari luar negeri tersendat.

Pasokan vaksin Covid-19 di tingkat global tengah terbatas buntut dari melonjaknya kasus di beberapa negara. Pengamat menganggap dalam situasi seperti ini, keberadaan vaksin corona buatan dalam negeri jadi harapan bagi masyarakat.

Meski demikian, ahli wabah dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani juga mengingatkan perlunya kehati-hatian terhadap pengembangan vaksin di dalam negeri. Ini mengingat pengembangan vaksin corona menjadi hal yang relatif baru di Indonesia.

"Iya, menjadi game changer. Jadi harapan paling besar ya," kata Laura saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (16/4).

Laura juga menyoroti kontroversi pengembangan vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Meski demikian, keberadaan vaksin lokal bisa menjadi upaya mengurangi ketergantungan terhadap vaksin impor.

Tak hanya itu, ia memperkirakan, keterbatasan pasokan akan menghambat target kekebalan komunitas (herd immunity). Oleh sebab itu Laura berharap pemerintah bisa menyeimbangkan perburuan vaksin luar negeri dan pengembangan vaksin lokal dengan cepat.

"Pemerintah harus berjuang lebih. Termasuk peneliti yang mengembangkan vaksin Merah Putih perlu didorong oleh pemerintah," ujar dia.

Di sisi lain, pemerintah perlu menggencarkan protokol kesehatan seiring dengan stok vaksin yang menipis. Hal ini untuk memastikan tidak ada peningkatan kasus Covid-19.

Sementara, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan vaksin bukan menjadi solusi utama untuk mengendalikan pandemi lantaran hanya pelengkap. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi strategi paling penting untuk mengendalikan pandemi.

Selain itu, pembatasan pergerakan masyarakat bisa menekan penularan Covid-19. "Sementara vaksinasi tetap terus ditingkatkan," ujar dia.

Terlebih, berbagai vaksin corona belum diketahui bisa memberikan kekebalan dalam waktu berapa lama. Umumnya, vaksin tersebut memerlukan dosis tambahan untuk memperpanjang masa kekebalan.

Sebelumnya, data Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 86 juta pasokan vaksin Covid-19 batal dipesan ke Tanah Air. Vaksin yang sebelumnya dipesan tersebut awalnya untuk menutup kebutuhan 2022.

Dari angka tersebut, 22 juta merupakan vaksin Novavax, 24 juta merupakan vaksin dari The Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI), 23,8 juta berasal dari AstraZeneca, dan 16,4 juta adalah antivirus merek Pfizer.

Kemenkes berencana menggantikannya dengan vaksin Sinovac yang akan didatangkan pada kuartal III 2021. Paling tidak, mereka akan memesan 100 juta vaksin dari Tiongkok untuk mengganti vaksin yang batal.  “Kami sedang negosiasi tambahan (vaksin) ke Sinovac,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia, Jumat (16/4).

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...