Sinyal Politik Mega-Prabowo Jelang 2024 di Balik Gelar Profesor Unhan

Rizky Alika
9 Juni 2021, 21:08
megawati, prabowo, politik, pilpres, profesor, unhan
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berpamitan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) usai menggelar pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (24/7/2019). Mega dijadwalkan menerima gelar Profesor HC dari Unhan, Jumat (11/6).

Universitas Pertahanan (Unhan) akan menggelar sidang senat terbuka dalam rangka pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pengamat memperkirakan, ada motif politik dibalik pemberian gelar profesor kehormatan itu.

Sebagaimana diketahui, Unhan berada di bawah pengelolaan Kementerian Pertahanan. Adapun, posisi Menteri Pertahanan saat ini dijabat oleh Prabowo Subianto.

Advertisement

"Sinyal-sinyal politik sih ada. Misalnya, Prabowo berdiri di belakang Mega saat peresmian patung Bung Karno naik kuda. Itu gambarkan sinyal," kata Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio saat dihubungi Katadata.co.id, Rabu (9/6).

Menurutnya, sinyal itu menunjukkan Prabowo mempersilakan Mega untuk memimpin dunia politik saat ini sekaligus membuka kans kolaborasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kemungkinan lainnya, Prabowo akan maju pada Pilpres bersama dengan calon yang diusung oleh PDIP. "Mungkin Puan Maharani," ujar dia.

Ia pun menilai, pemberian gelar kepada Mega akan menimbulkan banyak risiko. Sebab, Prabowo akan dibayangi oleh tuduhan diplomasi politik oleh masyarakat. "Kemarin diplomasi patung Bung Karno, sekarang diplomasi guru besar," kata Hendri.

Setali tiga uang, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menilai pemberian gelar itu dilatari oleh motif politik. Prabowo diduga tengah berinvestasi kebaikan kepada Mega.

"Di politik itu, tidak ada makan siang yang gratis. Semua itu ada kalkulasi dan hitung-hitungannya agar Prabowo punya jasa terhadap Megawati," kata dia.

Hal itu bertujuan utnuk mempermudah Prabowo dalam kontestasi Pilpres. Namun, pemberian gelar profesor ini menimbulkan pertanyaan di kalangan akademisi. "Ini yang membuat tidak keadilan di dunia akademisi," ujar dia.

Namun, pengamat komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Dodi Ambardi memperkirakan tidak ada sinyal khusus di balik pemberian gelar tersebut.

"Yang saya tahu, Prabowo tidak terlibat dalam pendirian dan pengelolaan Unhan yang berdiri sejak 2009 ketika Panglima TNI Djoko Santoso," katanya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement