Menkes Soroti Penurunan Efikasi Pfizer dan Moderna Lawan Varian Delta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, efikasi vaksin dengan platform messenger RNA (mRNA) menurun saat menghadapi Covid-19 varian delta. Adapun, vaksin dengan platform mRNA yang beredar Indonesia adalah Pfizer dan Moderna.
"Beberapa riset kami perhatikan menyebutkan efikasi terjadi penurunan drastis pada vaksin berbasis teknologi mRNA," kata Budi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (25/8). Namun, ia tidak menyebutkan secara detail terkait riset tersebut.
Ia mengatakan, sejumlah negara yang menggunakan vaksin mRNA mengalami kenaikan kasus konfirmasi harian. Amerika Serikat misalnya, tingkat vaksinasi Covid-19 dosis kedua di negara itu sebesar 51%.
Meski begitu, Negeri Abang Sam itu mengalami kenaikan 200 ribu kasus positif per hari. Bahkan, AS sempat mengalami lonjakan kasus hingga 250 ribu per hari.
Sementara, jumlah pasien corona di rumah sakit AS juga meningkat hingga 70% dibandingkan gelombang sebelumnya. Meski begitu, angka kematian di AS lebih rendah.
Begitu pula dengan Israel yang telah vaksinasi Covid-19 dosis kedua hingga 63%. Meski capaian vaksinasi tinggi, negara itu mengalami lonjakan kasus saat varian delta menyerang.
"Bahkan Israel sudah mendekati puncak sebelumnya," ujar Budi. Kenaikan kasus itu diikuti oleh peningkatan pasien Covid-19 di rumah sakit dan angka kematian akibat virus corona.
Adapun, Inggris juga mengalami lonjakan tinggi kasus Covid-19. Namun, angka perawatan dan kematian pasien di negara tersebut landai dibandingkan AS dan Israel.
Budi mengatakan, AS dan Israel memiliki komposisi vaksin mRNA yang tinggi. "Sedangkan, Inggris lebih besar komposisi vaksin AstraZeneca," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, efikasi vaksin Covid-19 tersebut mencapai 100% untuk kelompok usia 12 sampai 15 tahun. Sedangkan efikasi untuk usia 16 tahun ke atas mencapai 95,5%.
Jika dibandingkan, efikasi vaksin Pfizer juga yang tertinggi dibandingkan empat vaksin yang beredar sebelumnya. Vaksin Sinovac memiliki efikasi 65,3%, AstraZeneca sebesar 62,1%, Sinopharm sebesar 78%, dan Moderna yakni 94,1%.