Studi AS Ungkap Covid-19 Bisa Serang Otak, Apa Dampaknya ke Pasien?

Rizky Alika
3 Februari 2022, 16:00
Covid-19, amerika serikat, otak
Pixabay/geralt
Ilustrasi Covid-19

Berbagai pihak terus meneliti dampak infeksi Covid-19 terhadap organ tubuh lainnya. Ahli kardiologi asal Amerika Serikat, Prof. Eric Topol mengatakan virus corona juga bisa menyerang pusat kognitif otak.

Hal ini mengacu pada sebuah studi yang ditulis oleh peneliti asal University of Maryland School of Medicine, University of Maryland Baltimore, dan University of California San Diego. Meski begitu, makalah tersebut belum diulas oleh rekan sejawat. 

Dampak corona terhadap otak ditemukan pada lima kasus. Namun, masih ada perdebatan terkait seberapa sering virus corona menginfeksi neuron yang ada di otak pasien.

"SARS-CoV-2 menyerang pusat kognitif otak dan menginduksi neuropatologi seperti Alzheimer," kata Topol seperti dikutip dari akun Twitter @EricTopol, Kamis (3/2).

Topol merupakan ahli kedokteran molekuler di The Scripps Research Institute, sebuah lembaga nonprofit di Amerika Serikat yang fokus pada ilmu biomedis. Selain itu ia juga merupakan Pemimpin Redaksi Medscape, sebuah situs web yang menyediakan akses informasi medis untuk para dokter.

Studi tersebut menunjukkan, gangguan neurologis akut terjadi pada banyak pasien Covid-19. Selain itu, sepertiga penyintas dari studi tersebut menderita penyakit otak.

SARS-CoV-2 memicu program gen mirip Alzheimer pada neuron yang sehat dan memperburuk neuropatologi penyakit tersebut. Selain itu Covid-19 dapat menyebabkan kelainan neurologis dengan 85% tingkat kejadian pada pasien dengan penyakit Alzheimer.

Gejala neurologis, termasuk kehilangan kemampuan indra pengecap rasa (hipogeusia), sakit kepala, dan kehilangan kemampuan indra penciuman (anosmia) mendahului timbulnya gejala pernapasan pada sebagian besar pasien dengan Covid-19.

"Gejala kronis utama Covid-19 diperkirakan berupa penurunan kognitif dan demensia," demikian tertulis.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan sepertiga dari orang yang selamat dari corona menunjukkan gejala morbiditas psikiatrik dan neurologis yang substansial pada enam bulan setelah infeksi SARS-CoV-2. Selanjutnya, risiko penyakit otak tidak terbatas pada pasien dengan Covid-19 gejala parah.

"SARS-CoV-2 menginduksi atau meningkatkan neuropatologi mirip Alzheimer," tertulis dalam makalah tersebut.

Menurut data Worldometer pada Kamis (3/2), total kasus corona di dunia telah mencapai 385.204.312. Adapun, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 5.718.791 orang. Sedangkan, total kasus sembuh sebanyak 305.311.634.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...