Ahli Ingatkan Potensi Kenaikan Covid-19 saat Transisi Endemi

Amelia Yesidora
11 Mei 2022, 20:56
covid-19, endemi, pandemi
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Warga berjalan di dekat mural bertema pencegahan penyebaran COVID-19 di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah menyatakan Indonesia memasuki fase transisi pandemi menuju endemi. Namun ahli wabah menanggapi hal tersebut dengan peringatan agar pemerintah tetap terus waspada.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyatakan bahwa tidak ada istilah transisi dalam ilmu epidemiologi. Ia menyebut bahwa Indonesia berada dalam kondisi penurunan kasus sehingga masih ada kemungkinan peningkatan Covid-19.

“Apakah akan ada wabah kembali? Ya harus dihitung potensinya, jadi potensi wabah kembali muncul bisa terjadi setelah lebaran ini,” ucap Miko kepada Katadata melalui sambungan telepon, Rabu (11/5). 

Senada dengan Miko, ahli wabah dari Griffith University Dicky Budiman menjelaskan bahwa secara ideal, suatu negara bisa dikategorikan masuk ke dalam transisi endemi bila kasus wabahnya mulai melandai. Selain itu, angka reproduksi (Rt) paling tinggi berada di angka satu, atau kurang dari satu. 

“Kalau itu sudah terjaga setidaknya tiga bulan terus-menerus, kita bisa mengatakan kalau kita bisa mengarah ke endemi,” kata Dicky kepada Katadata, Rabu (11/5). 

Sebagai informasi, Senin (9/5) lalu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan angka reproduksi kasus Covid-19 efektif (Rt) di Tanah Air telah turun ke angka 0,997. Angka ini berada di bawah 1, yang berarti laju penularan masih terkendali. 

Dicky menyebut bahwa akan lebih baik bila Indonesia mengarah pada status terkendali. Sebab dalam fase endemi, masih ada ditemukan rakyat yang sakit, bahkan meninggal.

Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah menyiapkan regulasi hingga prosedur perilaku agar mengurangi potensi penularan Covid-19 dan penyakit menular lainnya. Dicky juga minta protokol kesehatan dipatuhi serta perbaikan sirkulasi udara yang ada di fasilitas umum.

Sedangkan Miko mengatakan kegiatan seperti sekolah dan kantor sudah bisa dimulai secara bertahap dari 40% hingga 50%.  Maka dari itu, Miko tidak setuju dengan anjuran Koordinator Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan untuk bekerja dari rumah selama dua minggu.

“Jangan semua dulu, bertahap. Sudah bisa dimulai sekarang, ngapain lagi mulai minggu depan, mau nunggu apa?,” ujarnya.

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...