Misi dan Kepentingan Jokowi di Balik Upaya Damaikan Ukraina dan Rusia

Patricia Yashinta Desy Abigail
28 Juni 2022, 05:45
jokowi, ukraina, rusia
ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev/Handout/sgd/rwa.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) memakai sabuk pengaman saat berada di helikopter militer tipe Sikorsky CH53Êuntuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ke-48 di Munich, Jerman, Senin (27/6/2022).

Presiden Joko Widodo akan berangkat ke Rusia dan Ukraina pada pekan ini.  Jokowi menyatakan kedatangannya ke dua negara yang tengah berkonflik tersebut merupakan misi perdamaian.

Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana, menilai kedatangan Presiden Jokowi tidak memiliki agenda khusus kecuali perdamaian.  Hikmahanto juga mengatakan bahwa peran tersebut cocok dilakoni Indonesia dan bukan negara yang berpihak kepada Rusia dan Ukraina.

"Justru Amerika Serikat kalau datang (ke Ukraina) memberikan uang, untuk melawan Rusia. Boris Johnson (Perdana Menteri Inggris) juga seperti itu. Tidak seperti Indonesia.” kata Hikmahanto saat dihubungi oleh Katadata.co.id pada 27/6. 

 Sebelum berkunjung ke Ukraina dan Rusia, Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Jerman. Hikmahanto berharap pertemuan tersebut bisa dijadikan Jokowi untuk meminta jaminan kepada negara-negara tersebut bahwa Ukraina tak ingin menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya tak akan memaksakan diri untuk bergabung dengan NATO. Modal ini bisa dibawa Jokowi untuk berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin agar gencatan senjata dapat dilakukan.

Di sisi lain, Jokowi diminta untuk meminta jaminan Zelensky agar tak menyerang warga yang ada di perbatasan Rusia. Ini lantaran Putin kerap menjadikan perlindungan warga berbahasa Rusia yang berada di Ukraina Timur sebagai alasan menyerang balik.

"Dia (Presiden) harus mengatakan (kepada Putin) bahwa saya sudah dapat jaminan dari negara-negara NATO maupun Ukraina agar gencatan senjata dilakukan," katanya.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani, menilai kunjungan Jokowi dilakukan untuk melancarkan agenda G20 yang akan digelar di Bali pada November mendatang. Ia mengatakan bahwa Presiden ingin semua anggota dapat hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Selain itu, seperti Hikmahanto, Riza mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan lain. Ini berbeda dengan negara-negara lain yang telah berkunjung namun memiliki berbagai kepentingan, salah satunya perdagangan senjata. 

“Indonesia sebagai negara non-blok, dapat berpengaruh terhadap perdamaian secara tidak langsung ya dan menjadi pekerjaan rumah setelah kunjungannya (Jokowi).”kata Rizal saat dihubungi oleh Katadata.co.id pada 27/6. 

Jokowi sendiri mengatakan bahwa agenda perjalanannya yaitu untuk membawa perdamaian antara dua negara yang berselisih itu. Apalagi konflik mengakibatkan rantai pasok perdagangan dunia terganggu. 

"Tidak mudah, tapi Indonesia akan terus berupaya,"kata Jokowi dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (26/6).

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...