Takut Wajib Militer ke Ukraina, Warga Rusia Kabur Keluar Negeri
Warga Rusia mencoba melarikan diri dari negara tersebut untuk menghindari dipanggil perang di Ukraina. Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan memobilisasi 300 ribu orang untuk perang di negara tetangganya itu.
Di perbatasan Rusia dengan Georgia, antrean kendaraan sepanjang beberapa mil mulai terlihat. Seorang warga pria yang tak ingin disebut namanya, mengatakan dirinya kabur lantaran merasa berpotensi dipanggil untuk berperang.
"Saya rela untuk mematahkan tangan dan kaki saya untuk menghindari pemanggilan," katanya pada Kamis (22/9) dikutip dari BBC.
Beberapa saksi memperkirakan antrean mobil di pos pemeriksaan Upper Lars, perbatasan Rusia dengan Georgia, mencapai 5 kilometer. Georgia merupakan salah satu tetangga Rusia yang dapat diakses warga Negeri Beruang Merah tanpa visa.
Harga tiket pesawat dari Rusia menuju Istanbul, Belgrade, hingga Dubai juga melonjak usai pengumuman Putin. Beberapa media Turki juga melaporkan adanya peningkatan pemesanan tiket sekali jalan dari Rusia.
Kremlin sebelumnya mengatakan hanya orang yang telah berdinas militer dipanggil dalam mobilisasi. Meski demikian, sejumlah warga yang tak berpengalaman ternyata ikut didaftarkan.
Seorang dosen PhD bernama Sergei, bukan nama sebenarnya, mengaku didatangi dua pria berpakaian sipil. Kedua orang tersebut lalu menyerahkan surat militer untuk ditandatangani pria 26 tahun itu.
Ayah tiri Sergei mengaku khawatir lantaran putranya tak memiliki pengalaman militer. Di sisi lain, menghindari wajib militer merupakan tindak pidana di Rusia.
Pemanggilan warga sipil juga memicu protes di Moskow hingga St Petersburg. Aksi tersebut mengakibatkan 1.300 orang ditahan oleh aparat.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser memberi isyarat bahwa orang Rusia yang kabur dari wajib militer akan diterima di negaranya. Jerman akan menerapkan perlindungan berdasarkan kasus per kasus setelah pemeriksaan keamanan.
Sedangkan Kremlin mengatakan kabar kaburnya warga mereka dari wajib militer telalu dilebih-lebihkan.