Tragedi Kanjuruhan, PSSI Soroti Klub Sepak Bola RI Tak Punya Stadion
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) angkat bicara soal kondisi stadion sepakbola yang menjadi salah satu pangkal terjadinya tragedi Kanjuruhan pekan lalu. Mereka mengatakan masih banyak stadion yang belum sesuai standar Induk Sepakbola Internasional (FIFA).
Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani mengatakan hal ini lantaran klub tak memiliki stadion. Fasilitas tersebut biasanya dimiliki oleh pemda, namun belum memenuhi standar.
"Pemda juga tidak tahu kebutuhan klub. Menurut pemda sudah cukup, namun dari sisi klub belum cukup, terutama security FIFA," kata Hasani dalam keterangan tertulis, Senin (10/10).
Hal ini merupakan salah satu pangkal masalah besar industri sepak bola Tanah Air. Hasani mengatakan, saat ini baru Bali United yang dapat mengelola stadion dalam jangka panjang yakni I Wayan Dipta di Gianyar.
"Tetapi hanya mengelola stadion," katanya menyoroti kepemilikan stadion.
Dia juga menyarankan model perizinan sepak bola diubah dari izin keramaian menjadi izin industri. Hal ini demi memberikan kepastian keamanan investor untuk menanamkan modal demi membangun stadion.
"Kalau izin industri, setelah diberikan akan dievaluasi dan dikontrol apalagi jika ada peristiwa tertentu," katanya.
PSSI juga berterima kasih kepada pemerintah yang cepat berkomunikasi dengan FIFA usai tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk membahas transformasi sepak bola RI.
"FIFA bahkan akan membentuk tim agar sepak bola nasional jadi lebih baik," ujar Hasani.
Mantan Manajer Timnas Indonesia di SEA Games 1991, IGK Manila juga meminta seluruh pemangku kebijakan sepak bola Tanah Air harus mampu bekerja sama dengan FIFA. Tim pencari fakta juga harus berani mengungkapkan temuan di lapangan apa adanya.
"Kemenpora, PSSI, serta suporter harus memberikan informasi detail dan masukan agar hasil evaluasi FIFA menjadi kartu kuning," katanya.
Adapun Ketua Umum Viking (suporter Persib Bandung) Heru Joko berharap pemerintah mampu menyelesaikan masalah ini. Ini lantaran kompetisi sepak bola tak hanya sekadar olahraga namun perekonomian masyarakat.