Apakah Erupsi Gunung Semeru Bakal Memicu Potensi Tsunami?
Erupsi yang terjadi di Gunung Semeru sempat memunculkan isu bahaya bencana alam lainnya. Badan Meteorologi Jepang memantau kemungkinan adanya tsunami setelah gunung berapi tertinggi di Jawa itu meletus pada Minggu (5/12).
Meski demikian, badan tersebut di hari yang sama mengatakan tidak ada dampak tsunami dari meletusnya Gunung Semeru. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan kabar meletusnya Gunung Semeru memicu tsunami tidak benar alias hoaks.
"Dampak erupsi saat ini adalah abu vulkanik yang berdampak pada bagian barat daya, barat, dan selatan Gunung Semeru," bunyi pernyataan PVMBG pada Minggu (4/12) dikutip dari Antara.
Awan panas guguran Gunung Semeru bisa menjangkau 13 kilometer ke arah tenggara. Meski demikian, awan tersebut tidak sampai ke laut.
Sedangkan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Joko Sambang meminta masyarakat tak terpancing informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Kami imbau masyarakat mengikuti arahan instansi berwenang yakni Badan Geologi yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," kata Joko.
Pada Minggu pukul 00.00 WIB sampai 12.00 WIB, PVMBG mencatat jumlah dan jenis gempa didominasi oleh gempa awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali dengan amplitudo awan panas terekam 40 milimeter.
Sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan dapat mencapai radius 8 kilometer dari puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 kilometer ke arah tenggara.
"Arah dan jarak sebaran material abu ini dapat berubah tergantung arah dan kecepatan angin," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan pada Minggu (5/12).
PVMBG pada Minggu juga telah menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level 3 atau Siaga menjadi Level IV atau Awas. Suplai magma di Gunung Semeru relatif tinggi, demikian juga eruption rate-nya terlihat dari hampir setiap hari Semeru ini meletus dan terjadi akumulasi material vulkanik di puncak.
PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 17 kilometer di Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 19 kilometer.