Bendungan Sadawarna Beres, Jokowi Minta Produksi Beras Indramayu Naik
Presiden Joko Widodo telah meresmikan bendungan ke-33 selama masa pemerintahannya, yakni Bendungan Sadawarna. Kepala Negara mengingatkan agar bendungan tersebut harus dapat menaikkan produksi beras di Indramayu.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memproyeksikan pengoperasian Bendungan Sadawarna dapat meningkatkan hasil produksi beras di Indramayu dari 1,3 juta ton per tahun menjadi 1,8 juta ton. Adapun, Bendungan Sadawarna dapat memasok air irigasi untuk sawah seluas 4.280 hektar.
"Bendungan ini menghabiskan anggaran Rp 2,06 triliun, bukan uang sedikit. Jadi, kalau waduknya sudah ada nanti dan Indramayu tidak naik produksi padinya, awas," ujar Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (27/12).
Jokowi berharap produktivitas padi dan komoditas hortikultura dapat naik dengan beroperasinya bendungan-bendungan baru yang telah beroperasi selama masa pemerintahannya. Sebagai informasi, Jokowi berencana membangun sekitar 60 bendungan hingga 2024.
Peningkatan produktivitas akan meningkatkan kemandirian pangan di dalam negeri. "Itulah tujuan utama dari dibangunnya bendungan, selain untuk wisata, pembangkit listrik, dan penyediaan air baku," kata Jokowi.
Bendungan Sadawarna berada di Kabupaten Sumedang, namun mayoritas penggunaan air akan digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Indramayu. Bendungan ini dirancang untuk memasok air baku sebanyak 1.200 liter per detik.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memberikan kompensasi kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang berupa tambahan anggaran senilai Rp 100 miliar. Tambahan anggaran tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Sumedang.
"Kedua, kompensasinya saya doakan masuk surga duluan karena sudah berkorban," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kesempatan yang sama.
Di samping itu, Bendungan Sadawarna juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 0,36 hingga 1 m3/detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang. Infrastruktur ini juga memiliki potensi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.
Infrastruktur tersebut membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara. Dengan luas genangan 670 hektar, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di tiga kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 m3/detik.
"Kurang lebih debit banjir bisa dikurangi 65% di sekitar bendungan, tapi sampai daerah Pamanukan reduksinya itu kurang lebih 25%," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko
Bendungan Sadawarna dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 dan ditargetkan selesai Agustus 2022. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR dengan total biaya APBN sebesar Rp1,9 triliun.
Bendungan ini juga diharapkan bisa mengurangi debit banjir di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan Bendungan Sadawarna bisa mengurangi intensitas debit air di sepertiga aliran Sungai Cipunagara saat hujan lebat.