Google Klaim Peretasan Turun 50% Setelah Fitur Verifikasi Baru Hadir
Google telah menerapkan fitur verifikasi dua langkah atau two-step verification tahun lalu untuk membuat peretas sulit membobol akun pengguna. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu mencatat tingkat peretasan di berbagai layanan turun signifikan setelah menerapkan fitur tersebut.
Dalam tiga bulan terakhir, Google secara mendaftarkan 150 juta pemegang akun, bersama dengan 2 juta pengguna YouTube ke dalam fitur two-step verification. Melalui fitur itu, verifikasi akun pengguna ditambah tidak hanya menggunakan kata sandi tapi kode lain.
Google kemudian mengirim kode itu ke ponsel pengguna baik melalui SMS atau melalui aplikasi autentikator. Dengan begitu, apabila peretas tidak akan mengetahui kode yang diberikan meski mereka mengetahui kata sandi pengguna layanan Google untuk melakukan serangan phishing.
"Sebagai hasil dari upaya ini, kami telah melihat penurunan 50% akun yang disusupi peretas," kata Google dikutip dari Ubergizmo pada Rabu (9/2).
Google sendiri membuat inisiatif itu untuk mendorong penggunanya ke sistem yang lebih kuat. Hal ini karena mereka memiliki miliaran pemegang akun layanan seperti Gmail, Google Workspace, dan YouTube.
Jumlah pengguna tersebut membuat Google kerap menjadi target peretasan. Para peretas sering menggunakan trik rekayasa sosial untuk memancing informasi seperti kata sandi dari orang-orang.
Sebelumnya Director Manajemen Produk Google Mark Risher mengatakan, fitur itu awalnya bersifat opsional. Artinya, pengguna harus mengaktifkan fitur itu secara manual terlebih dahulu melalui pengaturan.
"Kami akan segera mulai secara otomatis mendaftarkan pengguna di fitur verifikasi dua langkah, jika akun pengguna sudah dikonfigurasi dengan benar," kata Risher dikutip dari The Sun, Senin (10/5).
International Business Machines (IBM) menyebutkan total kerugian akibat peretasan data rata-rata mencapai US$ 3,86 juta secara global pada 2020. Meski begitu, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan wilayah Timur Tengah memiliki nilai kerugian lebih tinggi.
Sedangkan pendiri Microsoft, Bill Gates 18 tahun lalu menyatakan bahwa kata sandi akan menjadi usang. Menurutnya, bakal ada sistem keamanan yang lebih kuat untuk pengguna layanan digital.
"Tidak ada keraguan bahwa seiring waktu, orang akan semakin tidak bergantung pada kata sandi," kata Gates dikutip dari CNET pada 2004 lalu.
Microsoft telah mempromosikan otentikasi tanpa sandi dan mengandalkan teknologi biometrik seperti identifikasi wajah pada layanan Windows Hello. Sedangkan Apple juga telah menerapkan otentikasi dua faktor saat pengguna menyiapkan perangkat baru atau masuk ke akun Apple di web.