AWS Cloud Punya Jurus Menangkal Kebocoran Data

Lenny Septiani
1 September 2022, 21:37
Ilustrasi Amazon Web Services Summit pada Mei 2019.
instagram/@amazonwebservices
Ilustrasi Amazon Web Services Summit pada Mei 2019.

Kebocoran data di berbagai perusahaan marak terjadi belakangan ini.  Layanan komputasi awan (cloud) Amazon Web Services (AWS) menjelaskan bagaimana sistem mereka bekerja untuk memastikan keamanan pengguna. 

“Kami menyiapkan sebanyak hampir 200 security tools yang tersedia untuk membantu customer mengamankan data yang disimpan di AWS,” kata Country Manager AWS Indonesia Gunawan Susanto, dalam acara AWS CLOUD DAY 2022: Akselerasi Transformasi Digital Indonesia, Kamis (1/9).

Gunawan menjelaskan bahwa AWS memberikan fasilitas kepada pelanggan untuk mengamankan data. Peralatan yang diberikan juga dapat memenuhi kebutuhan pelaporan diri untuk mengecek bagaimana mereka bisa sesuai kepatuhan atau tidak.

“Kami juga mensertifikasi diri agar memenuhi compliance, sehingga membuktikan bahwa kami juga punya security yang sesuai," katanya.

Ia mengumpamakan data yang sudah tidak digunakan akan dihancurkan. “Kalau sudah jadi sampah mau diapain lagi datanya enggak mungkin diambil lagi,” jelasnya.

Keamanan lainnya adalah bagaimana mengenkripsi data yang baik pada saat disimpan atau saat ditransfer. Tools yang diberikan hanya dimiliki akses oleh customer dan AWS tidak memiliki kunci cadangan. “Jadi yang punya hak terhadap datanya ya customernya,” kata Gunawan.

Anak perusahaan Amazon ini juga berusaha memenuhi 98 sertifikasi standar keamanan internasional “Kami sertifikasi dengan tepat dengan pihak ketiga," kata Gunawan.

Ia mengatakan AWS berhasil memimpin pasar cloud secara global. Berdasarkan laporan dari Synergy Research Group dan Statista, pangsa pasar layanan cloud AWS mencapai 34% pada kuartal II 2022.

Layanan cloud milik Microsoft, Azure, menempati peringkat kedua dengan pangsa pasar sebesar 21% secara global pada periode yang sama. Lalu, Google Cloud di peringkat ketiga dengan pangsa pasar sebesar 10%.

Alibaba Cloud dan IBM Cloud di peringkat keempat dan kelima dengan pangsa pasar 5% serta 4%. Berikutnya, Salesforce dan Tencent Cloud memiliki pangsa pasar masing-masing 3%. Sementara, pangsa pasar cloud Oracle sebesar 2%.

Adapun laporan Synergy Research Group mencatat, pengeluaran perusahaan untuk layanan infrastuktur cloud mencapai US$ 55 miliar pada kuartal II-2022. Jumlah itu naik 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...