Neraca Dagang Juli Diramal Surplus di Tengah Perlambatan Ekonomi Dunia

Abdul Azis Said
15 Agustus 2022, 08:25
neraca perdagangan, surplus, ekspor, impor
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Ilustrasi bongkar muat kontainer di pelabuhan. Neraca perdagangan RI diprediksi masih akan mengalami surplus bulan ini.

Sejumlah ekonom memperkirakan neraca dagang Indonesia pada Juli masih akan surplus sekalipun tidak setinggi bulan sebelumnya. Kinerja ini di tengah perlambatan ekonomi sejumlah mitra dagang utama seperti Cina dan Amerika Serikat serta mulai melandasinya harga komoditas.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan surplus neraca dagang Juli sebesar US$ 4,55 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya US$ 5,09 miliar. Ia memperkirakan surplus dagang sepanjang kuartal ketiga tidak akan setinggi kuartal sebelumnya.

Ekspor diramal akan tumbuh 30,65% secara tahunan. "Ekspor masih cukup baik ditopang ekspor batu bara yang harganya masih relatif tinggi. Ekspor komoditas lain cenderung melemah seiring penurunan harganya," kata David kepada Katadata.co.id, Minggu (15/8).

Impor diperkirakan tumbuh 22,98%. Impor bahan baku diperkirakan menguat seiring perbaikan mobilitas masyarakat, serta meningkatnya keyakinan masyarakat dalam berbelanja.

Kepala Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 4,2 miliar. Ekspor diperkirakan mencapai US$ 25,5 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya US$ 26,09 miliar. Sementara impor sebesar US$ 21,3 miliar, di atas impor Juni sebesar US$ 21 miliar.

Ekspor yang tidak setinggi bulan sebelumnya karena kinerja ekonomi sejumlah mitra dagang utama Indonesia yang melambat. Leading Economics Index (LEI) komposit menunjukkan perlambatan ekonomi karena terbebani oleh tekanan inflasi, kenaikan suku bunga dan risiko resesi yang makin besar. Pertumbuhan LEI turun sebesar 1% YOY, dengan Jepang, AS, Eropa, India dan Thailand yang terkontraksi. 

"Hal ini memicu kekhawatiran melemahnya permintaan eksternal untuk pesanan ekspor dalam jangka menengah," kata Damhuri dalam risetnya.

Kinerja manufaktur di mitra dagang Indonesia juga melemah. Indeks PMI Manufaktur AS melemah sekalipun masih di zona ekspansi pada Juli. Manufaktur Cina mengalami kontraksi setelah sebelumnya masih mencatat indeks di zona ekspansi.

Harga beberapa komoditas seperti batu bara dan nikel masih sedikit meningkat sekalipun CPO, karet, tembaga dan emas turun. Pemerintah juga telah menghapus pungutan ekspor CPO dan produk turunannya sampai akhir Agustus. Berbagai kondisi tersebut bisa mendongkrak ekspor lebih lanjut.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...