Surplus Neraca Perdagangan Mei Anjlok 61% Imbas Larangan Ekspor CPO

Abdul Azis Said
15 Juni 2022, 12:34
neraca perdagangan, ekspor impor, ekspor, impor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor Mei sebesar US$ 21,51 miliar atau turun 21,29% dibandingkan bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Mei sebesar US$ 2,9 miliar, turun 61,6% dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat cetak rekor  mencapai US$ 7,56 miliar. Surplus perdagangan yang turun, antara lain terimbas anjloknya kinerja ekspor Mei akibat larangan ekspor CPO.

"Neraca dagang kita membukukan surplus selama 25 bulan berturut-turut," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers secara daring, Rabu (15/6).

Advertisement

Penurunan surplus neraca dagang Mei terjadi karena penurunan ekspor lebih besar dibandingkan impor. Nilai ekspor Mei sebesar US$ 21,51 miliar atau turun 21,29% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, impor juga turun sebesar 5,81% secara bulanan menjadi US$ 18,61 miliar.

Nilai ekspor non migas pada Mei sebesar US$ 20,01 miliar atau anjlok 22,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu. nilai ekspor migas naik 4,4% menjadi US$ 1,5 miliar.

Penurunan pada nilai ekspor non migas pada bulan lalu terutama berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 25,93% menjadi US$ 14,14 miliar. Penurunan ini terutama terjadi pada komoditas kelapa sawit. Ekspor minyak kelapa sawit pada Mei turun US$ 2,03 miliar atau 87,72% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Sementara itu, impor pada bulan lalu juga turun sebesar 5,81% secara bulanan menjadi US$ 18,61 miliar. "Penurunan impor non migas pada Mei dikarenakan penurunan pada nilai impor untuk beberapa komoditas seperti mesin, perlengkapan elektrik, dan bagiannya yang turun 11,16% , serta besi dan baja sebesar 22,8%," kata Setianto.

Seluruh impor menurut penggunaan barang turun secara bulanan. Impor barang konsumsi turun 10,77%, terutama dari buah-buahan dan sayuran. Impor bahan baku atau penolong turun 5,6% karena penurunan impor bahan bakar mineral serta besi dan baja. Impor barang modal turun 3,6% karena penurunan komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta kendaraan dan bagiannya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement