Induk usaha (holding) BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) menyebutkan butuh waktu 15 tahun untuk menemukan vaksin virus corona. Hingga saat ini, belum ada negara yang berhasil menemukan vaksin virus tersebut, termasuk Tiongkok.
Untuk menemukan vaksin sebuah virus memang dibutuhkan tahapan panjang. Mulai dari mencari bibit virus, mengembangkan vaksin, hingga mencoba vaksin tersebut ke hewan dan manusia.
Oleh karena itu, Bio Farma memilih untuk mencari perusahaan atau lembaga yang telah mencapai riset tertentu untuk diajak bekerja sama menemukan vaksin virus corona."Dari R&D (Research and Development) hingga treatment memerlukan waktu 15 tahun. Mungkin sudah ada yang uji klinis," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, di Jakarta, Rabu (5/2).
Sambil menunggu perusahaan atau riset yang untuk diajak bekerja sama, Honesti menyebut pihaknya lebih fokus menemukan alat deteksi virus corona. Untuk menciptakan alat tersebut, Bio Farma menggandeng Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Riset dan Teknologi.
Di sisi lain, pihaknya berusaha mengampanyekan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona. Melalui Kimia Farma, Holding BUMN Farmasi telah memasang spanduk yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk mencuci tangan dan memasak makanan dengan matang.
(Baca: Holding BUMN Farmasi Bisa Tekan Impor Bahan Baku Obat Rp 28 Triliun)
"Kami punya cabang 3.000 apotik, apoteker kami memiliki kapabilitas untuk menjelaskan hal itu kepada masyarakat," kata Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo.
Adapun korban akibat wabah virus corona terus bertambah. Hingga Selasa (4/2), pemerintah China merilis data ada 427 orang meninggal dunia dan 2.700 orang lainnya memasuki fase kritis akibat virus tersebut. Mayoritas korban meninggal berasal dari Provinsi Hubei, Tiongkok.
Untuk menghadapi wabah ini, pemerintah Tiongkok menerima bantuan yang ditawarkan oleh Amerika Serikat (AS). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok telah menerima tawaran pemerintah AS untuk memerangi virus ini dan berharap bantuan tersebut segera datang.
Pemerintah Tiongkok pun telah membangun rumah sakit darurat berkapasitas 1.000 tempat tidur untuk merawat pasien positif virus corona. Sedangkan rumah sakit darurat kedua dengan kapasitas 1.600 tempat tidur akan segera beroperasi.
(Baca: Teknologi Ini Pangkas Invensi Vaksin Corona dari 10 Tahun jadi 6 Bulan)