Di tengah tekanan terhadap bisnis retail, PT Hero Supermarket Tbk masih mencatatkan kinerja positif pada sembilan bulan pertama 2017. Meski ada penurunan pada segmen makanan, laba perusahaan meningkat berkat pertumbuhan bisnis Guardian dan IKEA.
Pada sembilan bulan 2017, emiten dengan kode saham HERO ini mencatatkan pendapatan bersih Rp 9,96 triliun, turun 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 10,47 triliun.
Stephane Deutsch, Presiden Direktur Hero, mengatakan bahwa kinerja perseroan mengalami dampak negatif dari penurunan penjualan di bisnis makanan yang berlanjut di kuartal ketiga sesudah momen perayaan Idul Fitri.
(Baca juga: Bakal Tutup Akhir Tahun, Debenhams Beri Diskon Besar)
Ia menyebut, penjualan di bisnis makanan turun 8% menjadi Rp 8,34 triliun disebabkan penjualan yang negatif dan penutupan toko dengan kinerja yang lemah di segmen supermarket dan hypermarket.
“Di bisnis makanan, persaingan semakin ketat disebabkan operator minimarket terus melakukan investasi besar dalam pengembangan jaringan usahanya,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat, (27/10) lalu.
Di sisi lain, berbeda dengan bisnis makanan, penjualan di Guardian dan IKEA berjalan baik dan membukukan penjualan dan pertumbuhan laba yang signifikan.
Laba operasional perseroan pun membaik didukung profitabilitas Guardian dan IKEA yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan di Guardian dan IKEA tumbuh 13% menjadi Rp1,62 triliun, dibandingkan Rp1,44 triliun di tahun sebelumnya.
(Baca juga: Matahari Tutup Gerai, Bos Lippo Sebut Ada Siklus Kritis Bagi Retail)
Perseroan pun mencatat laba bersih sebesar Rp 70 miliar, naik 55,5% dari Rp 45 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Per tanggal 30 September 2017, Perseroan memiliki kas bersih sebesar Rp 60 miliar.
Per 30 September 2017, perseroan mengoperasikan 450 toko, sedikit berubah dari akhir tahun sebelumnya; terdiri dari 57 Giant Ekstra, 108 Giant Ekspres, 32 Hero Supermarket, 2 Giant Mart, dan 250 toko Guardian, serta satu toko IKEA.