Kemenperin Minta Blackberry Kembangkan Varian Ponsel Android

Agung Samosir (Katadata)
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
9/8/2017, 18.30 WIB

Chairman dan chief executive officer (CEO) BlackBerry Canada berkunjung ke Kementerian Perindustrian hari ini Rabu (9/8). Mereka melaporkan perkembangan bisnis BlackBerry di Indonesia.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, anak usaha BlackBerry di Indonesia yakni PT BB Merah Putih sudah meluncurkan telepon seluler (Ponsel) android Aurora.

"Pak Menteri Perindustrian (Airlangga Hartanto) mengharapkan BlackBerry tidak hanya membuat satu model saja tapi juga model-model lain juga," kata Putu, Rabu (9/8).

(Baca juga: Bank Mandiri Suntik Modal Startup Cashlez untuk Saingi Mesin EDC)

Menurutnya ponsel android BlackBerry bernama Aurora sudah dirakit di Indonesia oleh PT BB Merah Putih. Pemerintah meminta BlackBerry ikut meramaikan industri ponsel pintar nasional dengan menambahkan jumlah model produk yang dijual ke pasar.

Tahun ini, mereka menargetkan punya pangsa pasar 25% di smartphone dengan harga kisaran Rp 3 juta. "Persaingan ketat di Indonesia karena sudah ada 23 lebih merek ponsel yang beredar," kata Putu.

Meski persaingan ketat, Kementerian Perindustrian yakin dengan kelebihan pada sistem keamanan data dan jaringan. "Itu kelebihan Blackberry," tambahnya.

Sebelumnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) telah menjalin aliansi strategis dengan BlackBerry untuk memasarkan produk andalan lainnya, yaitu BlackBerry Mesenger (BBM).

(Baca juga: 80 Persen Modal Ventura Diramal Masuk Layanan Teknologi Keuangan)

Kedua pihak bekerja sama untuk mengembangkan inovasi dan kemampuan aplikasi BBM. Mereka telah bekerja sama untuk mengintegrasikan fitur sosial, pesan pendek, dan perdagangan dalam BlackBerry.

Sebelumnya, Blackberry sempat merajai pasar smartphone dunia dari 2006 sampai 2010. Setelah itu, raksasa ponsel pintar Apple dan Samsung datang untuk mengambil pangsa pasar. Pada 2013, pihak BlackBerry mengalami kerugian sampai berniat perusahaan.

Reporter: Michael Reily