PT Fast Food Indonesia Tbk, pemilik waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) mengumumkan, telah menutup sementara 115 gerai. Penutupan ini dilakukan karena pandemi virus corona atau Covid-19 mengganggu aktivitas, sehingga operasional sebagian gerai perlu dihentikan sementara.
Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (19/5), manajemen KFC menyebutkan penutupan 115 gerai dilakukan karena mal atau plaza berhenti beroperasi karena pandemi corona.
"Penutupan mal dan plaza yang kemudian membuat KFC menutup gerainya ini terjadi di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jakarta saja," tulis manajemen KFC dalam keterbukaan informasi.
Meski demikian, perusahaan masih mengoperasikan 618 gerai di seluruh Indonesia. Pasalnya, saat ini KFC mengoperasikan 733 gerai di seluruh Indonesia, sehingga penutupan sementara beberapa gerai ini seharusnya tidak berpengaruh siginifikan terhadap kinerja perusahaan.
Namun, dengan perkiraan jangka waktu selama tiga bulan, manajemen KFC menyebut besaran kontribusi pendapatan dari operasional yang terhenti tersebut mencapai 25-30%. Besaran ini jika dibandingkan dengan total pendapatan konsolidasi tahun lalu.
Manajemen KFC juga menyebut, adanya penutupan sementara 115 gerai ini menurunkan pendapatan dan laba bersih perusahaan secara signifikan. Proyeksinya, kinerja pendapatan dan laba bersih perusahaan per Maret atau April 2020 bakal turun 25-30%.
Artinya, penutupan sementara 115 gerai atau sekitar 15% dari total gerai yang dimiliki KFC ternyata berdampak sangat signifikan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Bisa diasumsikan, gerai-gerai yang sementara ditutup ini berada di wilayah yang ramai, atau merupakan gerai dine-in, dengan tambahan KFC Coffee.
(Baca: Manajemen & Serikat Pekerja KFC Sepakat Pemotongan Gaji dan Tunda THR)
Kemungkinan sebagian besar gerai yang ditutup sementara ini beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Mengingat, wilayah ini merupakan salah satu yang menjadi andalan KFC, dan tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di Jabodetabek, pertengahan April 2020 KFC sudah menerapkan pembatasan operasional 256 gerainya akibat PSBB.
Penutupan sejumlah gerai ini juga diiringi dengan perumahan sejumlah karyawan. Manajemen KFC menjelaskan, dari total 17.216 karyawan, sebanyak 4.988 telah dirumahkan. Sementara, sebanyak 4.847 terkena dampak lainnya, yakni pemotongan gaji hingga 50%.
Pandemi corona juga membuat KFC menahan rencana ekspansi penambahan gerai baru, dan baru memikirkan ekspansi setelah operasional kembali stabil. Direktur Fast Food Indonesia Dalimin Juwono sebelumnya memperkirakan, kondisi operasional dapat pulih pada Juni 2020.
Saat ini, KFC hanya melayani take-away, home delivery, drive-thru, dan layanan pesanan online. Sementara, layanan dine-in atau makan di tempat tidak dijalankan karena adanya PSBB.
"Walaupun penjualan sangat turun, kami berusaha mempertahankanposisi cash flow untuk keberlangsungan operasional perusahaan sampai akhir bulan Juni2020, dengan harapan di bulan Juli bisnis akan kembali normal," kata Dalimin, dalam keterbukaan informasi, Kamis (16/4).
(Baca: Ratusan Karyawan KFC di Jawa Dirumahkan, Gaji Dipotong hingga 50%)