Tiga Sektor Usaha yang Diminati Investor Asal Selandia Baru

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Yura Syahrul
9/5/2016, 12.14 WIB

Para investor asal Selandia Baru berminat menanamkan modalnya pada tiga sektor usaha di Indonesia. Yaitu sektor jasa pendukung kesehatan, infrastruktur pengolahan air bersih dan pertanian, khususnya peternakan sapi. Minat tersebut telah diidentifikasi oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam lawatannya ke Selandia Baru selama dua hari yang berakhir Minggu (8/5) lalu.

Franky menjelaskan, perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah terkait penyederhanaan perizinan menuai respons positif dari investor Selandia Baru. Hal itu terbukti dari pernyataan minat investasi pada tiga sektor usaha di Indonesia. Pertama, untuk sektor jasa pendukung kesehatan di antaranya adalah dalam bidang usaha klinik laboratorium. Peminatnya adalah sebuah perusahaan yang telah beroperasi selama 10 tahun dan mendominasi pasar jasa kesehatan di Selandia sebesar 60 persen.

Menurut Franky, perusahaan tersebut berencana bermitra dengan perusahaan lokal yang merupakan perusahaan investasi. “Pada tahap awal, mereka belum akan masuk ke klinik namun ke radiologi dan laboratorium terlebih dahulu,” katanya dalam siaran pers BKPM, Minggu (8/5).

(Baca: Pertama dalam 5 Tahun, Investasi Asing di Indonesia Menurun)

Berdasarkanpenjelasan investor tersebut, jenis laboratorium yang dibidik adalah deteksi kanker. Franky menilai, bisnis ini sangat besar karena pemerintah mengeluarkan kebijakan dan menaruh perhatian tinggi terhadap kesehatan nasional.

Kedua, sektor infrastruktur pengolahan air bersih berbasiskan energi terbarukan. Investor asal Selandia Baru itu menjalankan bisnis penjernihan air bertenaga solar panel. Salah satu skema investasi yang diusulkan adalah membentuk perusahaan patungan sehingga memungkinkan adanya alih pengetahuan (transfer knowledge) dari kedua belah pihak.

Franky menyebut, proyek investasi di bidang usaha tersebut dapat didaftarkan dengan skema layanan investasi tiga jam. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga menambahkan, lini bisnis yang diinginkan oleh investor di sektor infrastruktur pengolahan air berbasiskan energi terbarukan tersebut terbuka untuk asing. “Kami akan bekerjasama dengan KBRI Wellington untuk mengawal minat investasi dari SelandiaBaru itu,” ujarnya.

(Baca: Jawa Timur Merajai Investasi Domestik di Awal Tahun)

Ketiga, minat investasi di sektor peternakan sapi di Papua Barat. Himawan mengungkapkan, investor menyatakan telah menemukan lokasi strategis di Papua Barat, yang merupakan padang rumput datar sesuai dengan kebutuhan sapi. “Pasokan sapinya nanti akan didatangkan dari Australia,” katanya.

Himawan pun menjamin rencana investasi tersebut tidak akan menemui kendala karena hanya membutuhkan infratruktur yang minim. Dukungan pasokan listrik akan didapatkan dari generator sedangkan air bisa diperoleh secara alami di lokasi tersebut. “Perusahaan tersebut menyampaikan bahwa kehadiran peternakan sapi tersebut akan berdampak positif terhadap pasokan sapi potong di Indonesia,” ujarnya.

(Baca: Di Inggris, Jokowi Kantongi Komitmen Investasi Rp 237 Triliun)

Tingginya minat investor asal Selandia Baru juga tercermin dari rencana perusahaan industri pengolahan susu asal negara itu yang sudah lebih dahulu masuk ke Indonesia, Fonterra, untuk memperluas investasinya. BKPM mencatat, realisasi investasi dari Selandia Baru sejak 2010 hingga tahun lalu sebesar US$ 38,2 juta. Dari jumlah tersebut, 77 persen terealisasi di industri makanan. Sementara dari sisi komitmen investasit ercatat sebesar US$ 124,3 juta, dengansektor-sektor yang mendominasi adalah industri makanan, industri kimia, infrastruktur dan pariwisata.