Mengenal Jenis Rumah Joglo, Bangunan Adat Suku Jawa Penuh Filosofi

flickr.com/Aryo Widiyanto
Rumah Joglo dikenal sebagai rumah adat jawa.
Penulis: Niken Aninsi
Editor: Intan
29/9/2021, 15.40 WIB

Mengenal budaya suatu suku, bisa juga lewat pengetahuan akan rumah adat mereka. Rumah adat khas Jawa disebut dengan rumah Joglo.

Rumah adat ini dulu hanya dimiliki para bangsawan, raja dan orang-orang terpandang. Rumah Joglo memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan rumah adat lainnya.

Mengutip jurnal Humaniora oleh Djono, salah satu nilai kearifan lokal ditemukan dalam rumah tradisional Jawa. Itu tercermin dari berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya.

Berbagai seni, tradisi dan budaya tertuang dalam karya-karya pusaka masyarakat Jawa, seperti batik, rumah Joglo, keris, dan gamelan. Rumah Joglo merupakan salah satu bentuk rumah tradisional Jawa yang memiliki susunan paling lengkap, sehingga nilai kearifan yang terkandung tidak akan habis diuraikan hingga sekarang.

Rumah bagi orang Jawa tidak sekedar tempat tinggal saja, melainkan juga satuan simbolik bagi pemiliknya. Dengan begitu, kedudukan rumah menjadi cerminan kepribadian dan kehidupan penghuninya. Menganalisis rumah tradisional Jawa sama dengan membahas manusia Jawa dan kebudayaannya secara utuh.

Adapun struktur bangunan rumah Jawa merupakan susunan ruang, yang mencerminkan satu bangunan khas seperti pendhapa, pringgitan, dalem, dapur, gandhok, dan gadri. Relasi antarsusunan ini merupakan struktur yang proses perwujudannya sangat dipengaruhi mitologi dan kosmologi Jawa. Ini berarti bahwa rumah tradisional Jawa bukan sekedar tempat untuk berteduh (fungsi praktis), melainkan juga dimaknai sebagai bentuk perwujudan dari cita-cita dan pandangan hidupnya atau fungsi simbolis.

Jenis Rumah Joglo

Rumah Joglo adalah rumah tradisional dari Jawa yang kepopulerannya terdengar sampai mancanegara. Desainnya identik dengan nilai warisan nenek moyang, sehingga fungsi pembuatannya cukup banyak. Tidak hanya dijadikan tempat tinggal saja, rumah Joglo juga memiliki banyak filosofi lainnya.

Berdasarkan jenisnya, rumah tradisional ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan yang lain, berikut penjelasannya.

1) Rumah Sinom

Bangunan rumah Joglo sebenarnya berasal dari pengembangan Joglo karena terasnya mengelilingi ruangan. Biasanya ada 36 tiang, di mana 4 saka di antaranya merupakan tiang utama dan besar. Sementara itu, pada atapnya ada 4 bagian sisi dan 3 tingkatan dengan 1 bubungan sekaligus.

2) Rumah Jompongan

Keunikan dari rumah ini adalah atap 2 susun, di mana bentuknya berupa bubungan memanjang dari sisi kiri ke kanan. Selain itu, hunian ini biasanya memakai pintu geser dengan lantai berupa bujur sangkar. Hal itu membuat kesannya menjadi lebih sederhana karena tidak banyak hiasan di dalam atapnya.

3) Rumah Pangrawit

Bila melihat rumah Joglo Pangrawit ini, maka Anda akan melihat keunikan dari lambang gantung serta atapnya yang berupa kubah. Di setiap sudut rumahnya dilengkapi dengan saka. Biasanya beberapa rumah tradisional Joglo modern juga menggunakan desain ini di dalamnya.

4) Rumah Mangkurat

Berbeda sekali dengan jenis rumah tradisional Joglo pada umumnya, hunian ini sangat unik karena atapnya terdiri dari 3 tingkatan. Itupun kemiringannya tidak sama, di mana atap tengahnya lebih tinggi dari yang lain.

5) Rumah Hangeng

Berbeda dengan rumah Joglo Pangrawit dan Mangkurat, hunian ini memiliki atap utamanya paling besar. Disamping itu, keunikannya adalah ada tratak keliling yang menjadikan desainnya seperti istana mewah.

6) Rumah Lawakan

Keunikan dari hunian ini adalah kesan bangunan yang sederhana pada atapnya, karena hanya ada 2 tingkatan saja. Sementara itu, atap bawahnya landai dan melebar, sedangkan atasnya runcing tajam.

7) Rumah Joglo Panggang Pe

Bangunan satu ini dulunya dimanfaatkan untuk tempat tinggal dan warung, yang ada hanya 4 sampai 6 saja. Hunian ini terlihat unik karena memiliki bermacam-macam jenis, seperti Empyak Setangkep, Gedhang Salirang, Cere Gancet, Barengan, Trajumas, dan Gedhang Setangkep.

WISATA RUMAH Joglo (ANTARA FOTO/Suwandy/wsj.)

Ruangan di Rumah Joglo

Rumah Joglo mempunyai beberapa bagian ruangan yang memiliki fungsi masing-masing. Setiap ruangan juga memiliki makna dan filosofi yang erat kaitannya dengan budaya dan tradisi Jawa.

1. Pendopo

Para bangsawan menganggap pendopo sebagai simbol perlindungan dan merupakan tempat bagi para pepunden (penguasa) bersosialisasi dengan bawahan, serta abdi dalemnya.

2. Pringgitan

Bangunan ini berada di belakang pendopo yang berfungsi menjadi pembatas antara pendopo dan dalem. Tempat semi terbuka ini juga biasanya berguna untuk pertunjukan wayang atau penyambutan tamu resmi.

3. Dalem Ageng

Dalem ageng atau omah buri adalah bangunan yang menjadi tempat beradanya senthong (kamar tidur). Lantai dasar milik dalem lebih tinggi daripada pendopo dan pringgitan. Namun, lantai untuk sethong berada di posisi yang lebih tinggi lagi.

Dalem memiliki kesan yang privat dan personal. Bangunan ini memang memiliki tujuan untuk menerima kerabat dekat dan tempat aktivitas para perempuan.

4. Senthong

Ruangan ini adalah bagian paling privat dalam rumah. Senthong juga terbagi menjadi tiga ruangan. Senthong kanan adalah kamar tidur untuk ayah, senthong kiri untuk ibu dan anak yang masih kecil, dan senthong tengah untuk meditasi.

Senthong tengah atau juga disebut Krobongan digunakan sebagai tempat suci bagi para penghuni rumah tradisi Jawa. Ini berkaitan erat dengan mitos dan kepercayaan masyarakat agraris Jawa terhadap Dewi Sri. Dewi Sri yang melambangkan kesuburan dan kebahagiaan dalam rumah tangga sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa.

Di ruangan sakral tersebut tersimpan benda-benda pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan magis, yang juga disertai alat-alat penuh makna mistis
yang dikaitkan dengan paham Hindu dan zaman neolitikum.

Keberadaan krobongan dalam rumah tradisi Jawa, menggambarkan dunia orang Jawa yang tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos. Segala sesuatunya selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan alam, sesuatu yang metafisik sebagaimana orang Jawa memahami rumah Jawanya.

Keseimbangan kosmologi tersebut dibangun di atas pemahaman dalam bentuk dualitas. Itu seperti adanya siang malam, panas-dingin, utara-selatan, dan laki-laki perempuan. Ada juga makna simbolik yang mengacu pada tiga, empat, atau lima kutub.

Krobongan merupakan ruangan khusus sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewi Sri, di mana pada setiap benda yang ada di dalamnya memiliki makna masing-masing. Pertama, padi: Dewi Sri merupakan Dewi Kesuburan dan dilambangkan oleh abdi di dalam krobongan. Kedua, patung Loro-Blonyo: patung mempelai pria dan wanita adat Jawa ini diletakkan di depan krobongan yang melambangkan kegahagiaan suami-istri dan lambang kesuburan.

Ketiga, pusaka/keris: ini merupakan benda suci yang diletakkan di tempat suci pula seperti krobongan. Keempat, kain Cindai/patola India: penutup tempat tidur dan bantal serta guling di dalam krobongan merupakan kain cindai/patola India.

Krobongan memiliki pola yang sarat dengan makna Hindu (pola jlamprang dan cakra-senjata Dewa Wisnu dan delapan tataran yoga), kain ini dianggap memiliki kesaktian dan keberadaannya pun dikeramatkan. Kelima, hiasan gaga: hiasan naga pada krobonganmuncul setelah mendapat pengaruh Hindu.

5. Gandhok

Gandhok berada di sisi kiri dan kanan pendopo. Ruangan ini berfungsi sebagai kamar untuk anak yang sudah tumbuh dewasa. Anak perempuan berada di gandhok kiri sementara anak laki-laki berada di gandhok kanan. Selain itu, ruangan ini juga berfungsi untuk tempat tidur para tamu yang menginap.

6. Area Pelayanan

Area ini terdiri dari pawon dan pekiwan. Pawon terletak di belakang gandhok kiri atau di sisi timur dari dalem. Ruangan ini berfungsi sebagai dapur untuk masak dan menyambut tetangga atau kerabat perempuan. Di samping pawon, terdapat pekiwan yang terdiri dari sumur dan kamar mandi.

Pawon merupakan bangunan di belakang dalem ageng dan terletak jauh dari tempat paling suci (senthong tengah/ krobongan) yang berfungsi sebagai dapur.

Adapun ruangan yang berfungsi sebagai WC adalah pekiwan. Ruangan-ruangan yang dianggap “kotor” ini diletakkan jauh dari ruangan-ruangan utama sebelumnya, seperti dalem ageng atau krobongan sebagai tempat suci pemujaan Dewi Sri.

Area pelayanan ini terpisah dari bangunan utama rumah. Pemisahan ini adalah cerminan kearifan lokal serta budaya masyarakat Jawa. Hal ini juga membuat penghuni rumah lebih sehat karena ruangan pelayanan tersebut dianggap kurang higienis.

Keunikan Rumah Joglo

Rumah Joglo memiliki keunikan dan khas yang tidak ditemukan di rumah adat lain.

1. Arsitektur Bangunan

Arsitektur bangunan rumah Joglo berbeda dengan yang lain, bangunan ini memiliki ciri khas unik dan menawan. Mulai dari bentuk arsitektur, ruangan yang terdapat di dalam rumah, serta fungsi dari setiap ruangan yang ada di dalam rumah memiliki perbedaan dan membuatnya lebih unik.

Selain itu, bangunan rumah Joglo juga menerapkan nilai filosofi Jawa pada setiap bagiannya. Hal tersebut menjadikan rumah Joglo terasa lebih istimewa dan khas.

2. Pilar Bangunan

Rumah Joglo selalu dilengkapi dengan tiang utama atau yang disebut saka guru, berjumlah empat tiang. Saka guru merupakan fondasi penegak atau fondasi utama yang berfungsi sebagai penopang dari keseluruhan bagunan rumah Joglo.

3. Teras Luas

Salah satu ciri khas rumah Joglo adalah dilengkapi dengan teras berukuran cukup luas. Ini dapat Anda temukan pada rumah adat Jawa Tengah lainnya dan memiliki fungsi tersendiri.

Pada rumah Joglo, fungsi teras luas adalah sebagai tempat melakukan interaksi sosial antara penghuni rumah dengan masyarakat lainnya, termasuk untuk kepentingan silaturahmi.

4. Banyak Jendela Besar

Pada rumah Joglo, kamu akan menemukan jendela dengan jumlah yang banyak dan berukuran besar.

Bentuk jendela tersebut menjadi salah satu warisan dari kolonial Belanda, namun pada rumah Joglo juga dibuat jendela dengan kombinasi arsitektur khas Jawa.

Jumlah jendela pada rumah Joglo bisa mencapai puluhan, sehingga membuatnya terlihat semakin unik dan berbeda.

5. Pager Mangkok

Pager mangkok dalam hal ini pager atau pagar pada rumah Joglo tidak terbuat dari bilah bambu. Pager mangkok ini terbuat dari tanaman perdu yang memiliki ketinggian kurang dari satu meter.

Alasan dari tinggi pagar yang tidak lebih dari satu meter adalah agar interaksi antar tetangga atau masyarakat bisa lebih mudah dilakukan.

6. Letak Pintu Utama

Salah satu ciri khas rumah Joglo adalah pintu rumah yang terletak di tengah. Pintu utama ini dibangun sejajar dengan ruangan yang berada pada bagian belakang rumah.

Filosofi dari pintu rumah yang terletak di tengah adalah keterbukaan serta kedekatan antara penghuni rumah dengan tamu.

7. Status Sosial

Keberadaan rumah Joglo juga merupakan bentuk gambar status sosial dari pemilik rumah.

Rumah Joglo dibangun menggunakan material yang mahal dan banyak, seperti kayu jati. Sehingga, total biaya pembangunan rumah Joglo secara keseluruhan juga mahal.

Oleh karena itu, mayoritas dari pemilik rumah Joglo merupakan orang dengan status sosial dan status ekonomi menengah ke atas.