Makanan khas Padang adalah masakan khas dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Beberapa contoh makanan khas Padang antara lain sate padang, rendang, dendeng balado, soto padang, lamang, ayam pop, dan masih banyak lagi.
Selain makanan utama, jajanan khas Padang memiliki rasa manis dan gurih seperti bubur kampiun, katan sarikayo, dan masih banyak lagi. Makanan khas Padang dan keunikannya memiliki rempah, kaya bumbu, santan, rasa gurih dan pedas.
Beberapa bumbu yang dibutuhkan untuk masakan Padang seperti cabai merah, hijau, bawang merah, putih, serangkai jahe, serai, kunyit, lengkuas, dan asam kandis. Ada juga daun kunyit, daun jeruk purut, dan daun mangkokan untuk membuat aroma makanan lebih khas.
Makanan khas Padang dari Ketan
Masyarakat yang tinggal di Padang dikenal memiliki beragam makanan tradisional. Salah satunya rendang menjadi kuliner populer berdasarkan World's 50 Best Foods, CNN Go tahun 2011. Ada juga beberapa makanan khas suku Minangkabau yang tinggal di Padang untuk upacara adat dan keagamaan.
Semenjak penyebaran Islam yang dilakukan oleh Syekh Burhanuddin, masyarakat Padang Pariaman mulai mengolah makanan daging. Semenjak itu kota Padang memiliki kuliner khas dari daging.
Mengutip dari jurnal "Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau" yang ditulis Siti Aisyah, selain daging, ada juga makanan khas Padang yang terbuat dari ketan. Kuliner ini biasanya disajikan untuk upacara adat.
1. Lapek Bugih
Lapek Bugih adalah kue tradisional khas suku Minangkabau. Kue ini banyak ditemukan di daerah Padang Pariaman. Ciri-ciri kue ini adalah makanan yang dibungkus dengan daun pisang dan bentuknya segitiga.
Lapek Bugih biasaya disajikan untuk upacara keagamaan, perkawinan dan Batagak Rumah (membuat pondasi rumah). Kue ini menjadi pelengkap sajian maanta pabukoan, yaitu tradisi menantu perempuan di daerah Padang Pariaman mengantarkan makanan tradisional untuk berbuka puasa ke mertua.
Makanan tradisional yang sajikan seperti lapek bugih, lapek kampuang aro, katupek tapai katan, mangkuak badeta, hingga ondeh-ondeh. Ada juga makanan utama seperti gulai ayam, ikan balado, dan gule kambing.
Bahan dasar Lapek Bugih yaitu tepung pulut atau ketan, kelapa, gula enau/gula pasir, kacang tanah, vanili, dan santan kelapa. Ada juga lapek bugih yang memakai bahan dasar ketan hitam.
Cara memasak Lapek Bugih yaitu mengolah tepung pulut yang dicampur air, kapur sirih, garam, dan vanile. Bahan tersebut kemudian menjadi adonan lalu dibuat bulat-bulat sebesar bola pimpong.
Kemudian bulatan itu ditipiskan di atas pucuk daun pisang. Sebelumnya daun diolesi minyak kelapa dan diisi campuran gula pasir, kacang tanah yang sudah dipecah, dan vanile. Isi di dalamnya ditutup dan dibungkus dengan pisang.
Setelah itu dikukus memakai air yang disiram air santan. Tunggu sampai santan mengental dan lengket pada pembungkus daun pisang.
2. Juadah
Juadah adalah kue yang dibawa pengantin wanita, ketika acara pernikahan ke rumah mertua. Juadah menjadi makanan pelengkap di pesta pernikahan rumah pengantin laki-laki.
Selain Juadah ada masakan tradisional yang dihidangkan seperti kanji (gelamai), wajik (nasi manih), kipang, kue sangko jala bio, kareh-kareh, pinyaram, dan kue bolu.
Kue ini disusun membentuk sebuah anjungan yang posisinya tidak boleh ditukar. Tingkatan kue yaitu kanji, wajik, kipang, kue sangko, kareh-kareh, jala bio, dan tingkat teratas adalah kue bolu. Makanan tersebut disusun di atas wadah balumbuang (usungan).
Bahan utama membuat juadah adalah beras ketan. Cara membuatnya juadah bisa digoreng, dikukus, dan direbus. Juadah menghasilkan citarasa gurih, manis, dan legit.
Juadah dan kue lain disusun merata, supaya tamu undangan dan keluarga bisa melihat keindahan susunan juadah. Ketika pernikahan selesai, kue dipotong kecil-kecil dan dihidangkan untuk tamu dan keluarga.
3. Lamang
Lamang adalah makanan tradisional yang sudah ada ketika agama Islam masuk di Minangkabau. Alat pembuat lamang adalah bambu yang dilapisi daun pisang muda. Kemudian diisi dengan beras pulut atau ketan.
Lamang menjadi masakan khas yang disajikan ketika upacara keagamaan Islam. Tradisi Malamang atau mmebuat Lemang dilakukan pada bulan Rabiul Awal, Sya'ban, dan memperingati hari kematian keluarga.
Upcara kematian dilakukan pada 1 hari, 2 hari, 7 hari, 4 hari, dan 100 hari kematian. Selain Lamang ada kue pinyaram yang disajikan di beberapa daerah tertentu. Ada beberapa macam lamang yaitu lamang pulut, lamang pisang, lamang kanji, lamang ubi, dan lamang kuniang.
Cara membuat lamang yaitu memasukkan ketan pada daun pisang yang dilapisi bambu. Kemudian bahan itu dibakar diatas kayu dan sabut kelapa. Ada juga lamang yang disandarkan pada tonggak kayu.
Ada pilihan beras ketan putih yang disampur santan. Ada juga lamang yang memakai bahan pisang yang sudah dihancurkan lalu dicampur beras dan santan. Ada juga bahan tepung singkong yang dicampur gula merah.
4. Kue Sangko
Kue Sangko biasanya dihidangkan ketika acara adat dan bertemu keluarga. Bahan kue ini dari beras ketan putih yang di goreng dan dihaluskan. Ada bahan pelengkap seperti kelapa parut, gula, pasir, garam., dan pandang.
Cara membuat kue sangko tidak boleh diremas dan ditekan. Penyebabnya karena cairan dari kelapa dan gula pasir akan keluar menyebabkan kue sangko lembek dan cair.
Makanan Khas Padang Lainnya
Selain makanan gurih yang terbuat dari ketan, ada juga kue tradisional yang menjadi makanan khas Padang. Kue ini disajikan dalam upacara dan hari keagamaan tertentu.
1. Pinyaram
Pinyaram adalah kue khas yang biasanya disajikan untuk upacara adat pernikahan, pesta, dan upacara keagamaan suku Minangkabau. Pada hari besar agama Islam seperti menyambut Maulid Nabi, puasa Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha termasuk hari Isra Mi’raj kue ini disajikan.
Pinyaram dihidangkan bersama dengan nasi lamak, kanji, dan pisang yang disusun memanjang ketika acara. Selain keagamaan, beberapa daerah di Padang menyajikan kue ini untuk upacara kematian.
Bahan dasar kue ini antara lain tepung beras putih, gula, garam, air, santan, dan minyak goreng. Cara membuatnya dengan memasukkan tepung beras putih, gula ke dalam suatu wadah, kemudian diaduk sampai merata.
Tidak lupa ditambahkan air, santan, dan air kunyit. Setelah adonan mengental kemudian digoreng di minyak panas. Angkat kue jika sudah berwarna kekuningan.
2. Sambareh
Sambareh adalah kue serabi versi Minangkabau. Kue ini disajikan dalam upacara keagamaan seperti Isra Mi'raj di bulan rajab. Tradisi ini hampir sama dengan Khanduri Apam yang dilakukan masyarakat Aceh, untuk memperingati Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad S.A.W.
Bagi warga Padang, bulan Raja dikenal dengan bulan Sambareh. Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan orang tua dan anak-anak yang sudah meninggal dunia.
Kue Sambareh dibuat dari tepung beras yang dicampur santan kental, garam, dan sebutir telur. Setelah itu, adonan didiamkan selama 30 menit.
Adonan kue dituangkan ke cetakan yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Setelah itu dimasak lalu diangkat dengan kuah yang terbuat dari campuran gula merah dan garam. Daun pandan digunakan sebagai pewangi aroma.
Kue sambareh biasanya disajikan sebagai hidangan penutup. Tradisi lain, menantu perempuan membawa sambareh ke rumah mertuanya.