Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Banten, BMKG Sebut karena Patahan Lempeng

Antara Foto/Rivan Awal Lingga
Petugas BMKG tengah menunjukan area sebaran badai siklon tropis di Laboratorium BMKGs, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
9/10/2022, 17.52 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 mengguncang kawasan Banten pada Minggu (9/10) pukul 17.02 WIB.

BMKG menjelaskan dalam akun Twitternya, pusat gempa berada di koordinat 7,09 derajat Lintang Selatan dan 106,08 derajat Bujur Timur, sekira 26 kilometer barat daya Bayah, Banten dengan kedalaman 12 kilometer. Titik gempa juga berjarak sekitar 36 kilometer tenggara Muarabinuangeun - Banten.

Adapun dari sisi bara daya, titik gempa berada 53 kilometer dari Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat, 109 kilometer dari Serang-Banten, dan 131 kilometer dari DKI Jakarta. Dalam keterangannya, BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Sementara itu, mengutip akun Twitter @DaryonoBMKG milik Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebutkan bahwa gempa diduga dipicu deformasi/patahan pada slab lempeng, di zona transisi Megathrust-Benioff.

BMKG Gempa (Katadata)

"Gempa ini diduga gempa Intra-slab (gempa dalam lemeng)," kata Daryono, Minggu (9/10).

Intraslab berarti sumber gempa berada di bagian dalam zona subduksi. Gempa intraslab biasanya disebabkan karena lempeng samudera yang menunjam mengalami pecah, retak atau patah. Salah satunya, disebabkan karena proses dehidrasi batuan di dalam bumi.

Melansir laman Geologi.co.id, gempa intraslab memiliki karakteristik getaran yang merata dan lokasi sumber yang relatif dalam, tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Selain itu, gempa intraslab cenderung tidak diikuti dengan gempa susulan.