PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) tidak akan menanggung biaya pemulihan akibat bocornya pipa gas dari Blok Southeast Sumatra (SES) meski sudah menjadi operator. Ini karena kejadian itu menjadi tanggung jawab dari operator lama yakni CNOOC.
Media and Relations Manager PHE Ifki Sukarya mengatakan surat penugasan (Letter of Award/LoA) untuk perbaikan pipa sudah diterbitkan. Bahkan perusahaan yang menjadi pelaksana pun sudah ditunjuk, karena CNOOC sudah memiliki kontrak kerja sama perbaikan pipa.
Menurut Ifki, perusahaan pelaksana itu kini masih melakukan aktivitas persiapan sebelum memulai pekerjaaan reparasi pipa. "Semua pembayaran tagihan dan supervisi akan ditanggung oleh CNOOC dan nantinya diharapkan di-cover asuransi," ujar dia kepada Katadata.co.id, Rabu (12/9).
Meski tidak ikut membayar, PHE OSES hanya akan membantu CNOOC dalam mensupervisi perbaikan pipa tersebut. Adapun, perbaikan pipa itu memakan waktu sekitar kurang lebih 60 hari ke depan.
Pipa CNOOC bocor pada awal Juli lalu. Pipa ini bocor pada Senin (9/7). Secara kronologi, pada pukul 08.51 WIB terjadi penurunan tekanan di Sistem Ukur Gas (Gas Metering System/GMS) Cilegon dari 765 psig ke 19 psig. Dengan penurunan itu terindikasi ada kebocoran pipa dari kilang gas Pabelokan ke GMS Cilegon.
Pukul 09.00 WIB, dilakukan isolasi terhadap pipa yang menuju ke pabelokan dengan menutup katup (block valve) di lokasi pengiriman. Setengah jam kemudian, dari pemeriksaan visual di lepas pantai Cilegon jarak 1,5 kilometer (km) dari bibir pantai terlihat gelembung dan di sekitar lokasi kejadian terlihat adanya kapal yang melintas. Diperkirakan bocornya pipa itu akibat jangkar kapal.
Menurut Kementerian ESDM, kandungan gas di sana mencapai 95% dan 5% karbon dioksida (CO2); serta kecil kemungkinan terdapat kondensat. Dengan begitu potensi bahaya lingkungan sangat rendah, dan potensi bahaya terhadap masyarakat ditangani dengan mengamankan lokasi kejadian.
(Baca: Pipa CNOOC Bocor, ConocoPhilips Berpeluang Pasok Gas ke PLTU Cilegon)
Akibat dari kebocoran itu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) milik PT Perusahan Listrik Negara (PLN) (Persero) yang di Cilegon terjadi kekurangan pasokan gas sebesar 56 BBTUD. Ifki mengatakan kekurangan gas itu kini ditutupi oleh pasokan dari PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) hingga pipa kembali rampung. "Gas ke PLTGU Cilegon dari PGN," kata dia.