ConocoPhillips memutuskan tidak memperpanjang kontrak Blok South Jambi B. Kontrak blok ini akan berakhir 25 Januari 2020.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto tak mengetahui persis alasan perusahaan asal Amerika Serikat itu tidak memperpanjang kontrak Blok South Jambi B. “Hampir semua kontraktor eksisting sudah mengajukan perpanjangan kecuali ConocoPhillips,” kata dia di Jakarta, Senin (14/5).
Di Blok South Jambi B, ConocoPhillips bertindak sebagai operator dan memegang 45% hak kelola. Sedangkan mitranya yakni Petrochina sebanyak 30% dan PHE sebesar 25%.
ConocoPhillips sebenarnya juga telah menghentikan operasional Blok South Jambi B sejak tahun 2011. Alasannya cadangan sudah menipis.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kontrak PSC Blok South Jambi B pertama kali ditandatangani pada 1990. Wilayah kerjanya seluas 594 mil persegi di darat (onshore), Jambi. Produksi gas lapangan pertama dimulai pada 2004. Gas dari blok tersebut disuplai ke Pte.Ltd melalui jalur pipa TGI Singapura.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan produksi Blok South Jambi B sudah berakhir pada 9 Desember 2012. “Sudah tidak ekonomis untuk diproduksikan," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (14/12).
(Baca: SKK Migas: ConocoPhillips Upayakan Cari Cadangan Baru South Jambi B)
Selama kontrak belum berakhir, ConocoPhillips tetap harus mencari cadangan. "Ketika masih ada waktu dalam kontrak, akan tetap diupayakan mencari cadangan yang baru yang ekonomis," kata Wisnu.