Investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) mulai mengalami peningkatan di kuartal I tahun 2018 daripada periode yang sama tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah harga minyak dunia yang mulai naik, sehingga merangsang investor untuk berinvestasi.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), investasi hulu migas sejak awal Januari hingga 31 Maret 2018 mencapai US$ 2,4 miliar. Padahal tahun lalu hanya di periode yang sama hanya US$ 1,9 miliar.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan membaiknya harga minyak mentah mendorong keekonomian proyek hulu migas ke arah yang positif. “Kegiatan pengembangan meningkat, salah satunya aktivitas pemboran,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (12/4).
Jika dirinci, investasi selama tiga bulan pertama tahun 2018 itu terdiri dari eksplorasi sebesar US$ 0,25 miliar. Sedangkan untuk eksploitasi yang berupa pengembangan dan produksi bisa mencapai US$ 1,97 miliar.
Adapun kegiatan di blok eksplorasi tahun ini terdiri dari pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 103 sumur. Padahal target WP&B orisinal tahun lalu bisa 138 kegiatan.
Kegiatan lainnya yang dilakukan di blok eksplorasi yakni seismik dua dimensi (2D) sepanjang 1.759 kilometer (km). Kemudian seismik 3D sepanjang 356 kilometer persegi (km2).
Selain untuk kegiatan di blok eksplorasi, dana investasi itu juga untuk eksploitasi. Alokasinya sebesar US$ 11,79 miliar. Perinciannya adalah kegiatan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 39 sumur, seismik 2D sepanjang 3150 km, dan seismik 3D sepanjang 3.011 km2.
Meski begitu, capaian investasi kuartal I tahun 2018 ini memang masih di bawah target. Capaian itu masih 17% dari target yang ditetapkan US$ 14,2 miliar.
Kinerja lainnya
Adapun untuk capaian produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi masih 1.890 ribu BOEPD atau 94% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Perinciannya, lifting minyak 750,6 ribu BOPD dan gas 1.139 ribu BOEPD.
(Baca: Lifting Migas Tiga Bulan Terakhir Belum Capai Target)
Selain itu pengembalian biaya operasi (cost recovery) mencapai US$ 2,6 miliar dari target US$ 10,1 miliar (unaudited). Penerimaan negara dari hulu migas US$ 3,9 miliar atau targetnya US$ 11,9 miliar.