Pertamina terpaksa menyampingkan rencana anak usaha melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO). Itu lantaran proses rekstukturisasi subholding belum rampung.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan perusahaan masih fokus membenahi restukturisasi anak usaha menjadi subholding. Hal itu perlu dilaksanakan agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan menguntungkan.
"Kami malah belum masuk pembicaraan ke sana (IPO)," kata Fajriyah kepada Katadata.co.id, Kamis (13/8).
Menurut dia, IPO bukanlah suatu tujuan, melainkan alternatif untuk meningkatkan kapitalisasi pasar secara cepat. Selain itu, IPO merupakan cara yang paling cepat untuk mendapatkan pendanaan dibandingkan melalui strategic partnership maupun mekanisme pendanaan lainnya.
"Namun hal itu baru dapat kami bicarakan apabila transformasi berjalan baik dan sesuai dengan tujuannya, untuk meningkatkan kinerja Pertamina," kata dia.
Pertamina sebelumnya menyatakan akan mendorong subholding hulu migas, Pertamina Hulu Energi (PHE), melantai di bursa saham. Rencana tersebut diutarakan setelah perusahaan merestrukturisasi semua anak usaha ke dalam subholding-subholding.
Terdapat lima subholding yang telah dibentuk yakni subholding hulu migas yang operasionalnya diserahkan kepada PHE, subholding gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk, subholding kilang dan petrokimia oleh Kilang Pertamina Internasional, subholding listrik dan energi baru terbarukan oleh Pertamina Power Indonesia, dan subholding komersial dan perdagangan oleh Patra Niaga.
Selain itu, terdapat perusahaan perkapalan yang operasionalnya diserahkan kepada Pertamina International Shipping. Adapun jajaran pimpinan subholding tersebut yaitu:
- CEO Upstream Subholding: Budiman Parhusip.
- CEO Refinery & Petrochemical Subholding: Ignatius Tallulembang, didampingi Deputy CEO Budi Syarif Santoso.
- CEO Power &NRE Subholding: Heru Setiawan.
- CEO Commercial & Trading Subholding: Mas'ud Khamid.
- CEO Shipping Company: Erry Widiastono.