BPH Migas meluncurkan rencana pendirian Pertashop di Pondok Pesantren Nurul Qur’an di Desa Surusunda, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa berharap pendirian Pertashop di pesantren bisa mendapat dukungan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia sebagai bentuk perwujudan ekonomi kerakyatan.
Kehadiran Pertashop di Ponpes selain untuk menjamin ketersediaan dan distribusi BBM juga dimaksudkan untuk pemerataan ekonomi dan peluang usaha sehingga akan membuka lapangan kerja dan pada akhirnya akan memperkuat ketahanan ekonomi umat. Oleh karena itu Fanshurullah Asa berharap kesempatan ini bisa dimanfaatkan agar pendirian Pertashop di lingkungan Pesantren dapat segera terwujud.
"Saat ini, kita ada di tempat yang insya Allah membawa berkah, hadir lengkap mulai dari Anggota Wantimpres, Menteri BUMN, BPH Migas, PT. Pertamina dan juga BSI yang siap mendukung pembiyaan Pertashop untuk Pesantren. Maka sebaiknya ikan sepat, ikan gabus, bukan ikan lele, makin cepat makin bagus dan jangan bertele-tele. Saatnya kebangkitan ekonomi masyarakat dimulai dari lingkungan pesantren," ujar Ifan, panggilan Fanshurullah.
Pendirian Pertashop di lingkungan pesantren secara masif bakal segera terwujud setelah BPH Migas bersama Kementerian BUMN, PT. Pertamina (Persero) dan Bank Syariah Indonesia menggelar sosialisasi pendirian Pertashop dihadapan 50 pimpinan pondok pesantren se Jawa Tengah bertempat di kediaman Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Pekalongan, Jawa Tengah.
Executive General Manager PT Pertamina (Persero) MOR IV Sylvia Grace Yuvenna menyampaikan bahwa Pertashop adalah singkatan dari Pertamina Shop. Pertamina memiliki lebih dari 7.000 SPBU namun sebaran belum merata, masih banyak yang belum terjangkau SPBU.
"Pertashop merupakan peluang bagi masyarakat untuk memiliki Penyalur Mini, SPBU skala kecil , resmi dan investasi kecil. Selain menjual BBM, juga bisa menjual LPG dan pelumas Pertamina," ujar Sylvia.
Kata Sylvia, keuntungan Pertashop ada 6, yaitu kerjasama saling menguntungkan, margin lebih besar dari SPBU biasa , produk berkualitas, bisa menjual produk lain, dan luas areal kisaran 210 m2 relatif kecil, serta adanya jaminan ketersediaan kuota. Berbeda dengan Pertamini yang tidak resmi dan tidak ada jaminan. Persyaratannya jauh lebih ringkas dari SPBU. Jenis Pertashop yang paling diminati adalah gold yang investasi kisaran 250 juta.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi menyampaikan, BSI siap untuk mensupport pendirian 1.000 Pertashop di lingkungan Pesantren yang ditargetkan Menteri BUMN. BSI sebagai bank syariah terbesar di Indinesia tetap mensupport dan menumbuhkan usaha kecil, termasuk untuk pesantren akan membantunya dengan cash manajemen system.
"Bantuan pembiayaan diberikan secara bertahap seiring kelayakan, akan tetapi jika lancar maka peluang nilai bantuan akan semakin meningkat," ujar Hery.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan pentingnya menggerakkan, membangun ekonomi umat di era pandemi.
"Pandemi mengajarkan kebersamaan, disaat ekonomi masyarakat terganggu, Pemerintah wajib menggerakkan korporasi untuk menjadi lokomotif keseimbangan ekonomi" ujar Erick Tohir.
Erick melanjutkan, termasuk memastikan pesantren menggerakkan ekonomi. Dalam hal ini, dari target 10.000 Pertashop, 1.000 diarahkan untuk digarap oleh pesantren.
Wantimpres Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan, pendirian Pertashop memberikan kesempatan kepada pesantren untuk bisa mandiri.
“Kuncinya manajemen harus diatur dengan baik, jangan dicampur dengan yang lain-lain, prioritas tumbuhkan dulu. Prinsip bisnis harus ditaati, jangan dicampur utang-utang pribadi disitu, ini kuncinya. Prinsipnya, saling menguntungkan dan yang saling merugikan tentu dihindari,” pungkasnya.