PLN Pulihkan 100% Sambungan Listrik di NTT Usai Terjangan Badai Seroja

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.
Sejumlah petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di tower 19 yang roboh akibat Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu di desa Tuanfeu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (13/4/2021).
10/5/2021, 17.01 WIB

PLN berhasil memulihkan sambungan listrik 635.979 pelanggan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sempat terputus setelah diterjang badai siklon tropis Seroja. Seluruh 4.002 gardu distribusi listrik yang rusak telah berhasil dipulihkan.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda mengatakan sebanyak 1.812 personil didatangkan dari berbagai daerah untuk memulihkan sambungan listrik di NTT. PLN mengoperasikan menara darurat (tower emergency) 70 kilovolt (Kv).

"Pada Minggu 9 Mei malam hari seluruh gardu distribusi sudah bisa dinyalakan. Sehingga pada hari ini senin 10 Mei 2020 jam 12 WIT total 4.002 gardu dan 635.979 pelanggan telah menyala seluruhnya," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/5).

Tower darurat ini dibangun untuk menggantikan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) bertegangan 70 kV yang rusak diterjang badai. Meski demikian, PLN tetap fokus untuk membangun tower permanen.

Oleh karena itu PLN tengah mensurvei lokasi untuk menempatkan menara-menaranya yang rawan ke tanah yang lebih stabil dan memperkuat pondasi tapak agar tower lebih kokoh. Pembangunan tower permanen ini kira-kira membutuhkan waktu sedikitnya tiga bulan.

"Mudah-mudahan bisa terbangun tower permanen, ini butuh dukungan semua pihak sehingga tower ini dapat segera terbangun," ujar dia.

Meski demikian, ia belum dapat memproyeksikan jumlah tower yang nantinya akan dibangun. Namun yang jelas jumlah tower roboh akibat badai hanya dua. Selain itu, Syamsul juga belum dapat memastikan rincian biaya yang diperlukan untuk pembangunan tower permanen itu.

"Kenapa saya terkesan belum memastikan jumlahnya, kalau hasil survei agak panjang. Bisa dua atau tiga. Kalau diperlukan tiga ya harus bangun tiga," katanya.

Banjir NTT beberapa waktu lalu telah menelan lebih dari 100 korban jiwa dan memaksa lebih dari 8.000 orang mengungsi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) total korban meninggal dunia hingga Rabu (14/4) mencapai 181 orang.

Sementara itu, korban hilang mencapai 47 orang, korban luka-luka 250 orang, dan jumlah warga yang harus mengungsi mencapai 49.512 orang. Sementara total warga yang terdampak berjumlah 428.986 orang.

Pemprov NTT juga mencatat kerusakan infrastruktur seperti rumah. Tercatat belasan ribu rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat. Sebanyak 108 unit rumah rusak berada di Desa Lamawolo dan 29 rumah di Desa Waiwatan. Sedangkan di Lamagute hanya sebagian kecil yang rusak ringan.

Ada tiga desa yang porak poranda di Kecamatan Ile Ape Timur, tepatnya di Desa Waimatan, Desa Lamawolo, dan Lamagute yang dihubungkan oleh Jalan Trans Lembata di lereng gunung.

Reporter: Verda Nano Setiawan