Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merevisi target investasi migas 2021 dari awalnya US$ 17,59 miliar menjadi US$ 16,81 miliar.
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Dwi Anggoro Ismu kurniato mengatakan target awal US$ 17,59 miliar pertama kali muncul pada November 2020. Namun, seiring berjalannya waktu, Kementerian ESDM merasa target tersebut kurang realistis. Pemerintah pun akhirnya mematok target investasi migas yang lebih rendah.
"Dalam perjalanannya setelah awal tahun 2021 mengalami perubahan target baik dari hulu dan hilir migas dengan mempertimbangkan Pandemi Covid-19," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (25/10).
Ismu menegaskan perubahan tersebut juga telah tercantum dalam Buku Saku Migas yang menjadi pegangan Kementerian ESDM. Melalui Buku ini pihaknya juga terus melakukan data pembaharuan realisasi investasi migas.
Target investasi tahun ini direvisi menjadi US$ 16,81 miliar. Terdiri dari target investasi hulu sebesar US$ 12,38 miliar dan target investasi hilir menjadi US$ 4,43 miliar.
Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso menjelaskan rendahnya realisasi investasi sektor migas tahun ini disebabkan adanya beberapa hambatan. Antara lain seperti perubahan investasi di sisi hilir utamanya pada investasi kilang.
Meski demikian, pihaknya bakal menggenjot agar target investasi di tahun ini dapat tercapai. "Ada hambatan antara lain perubahan investasi hilir pada kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR). Ditjen Migas terus mendorong agar target investasi dapat terpenuhi," ujarnya.