Kenaikan Harga Minyak dan Volume Produksi Dongkrak Laba Anak Usaha PGN

Wahyu Dwi Jayanto|KATADATA
Aktifitas Rig Offshore Sumur Tambakboyo-3 Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Pantai Utara Jawa Timur, Rabu, (10/4/2019).
26/4/2022, 22.31 WIB

Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN),  PT Saka Energi Indonesia, mencatatkan laba bersih sekitar US$ 6 juta pada tahun 2021. Laba bersih tersebut dipengaruhi kenaikan harga minyak dunia dan peningkatan volume lifting minyak menjadi 25 ribu barel per hari sepanjang 2021.

Komisaris Utama PT PGN, Arcandra Tahar, mengatakan dampak kenaikan harga minyak dunia turut menjadi faktor pada membaiknya bisnis hulu migas tersebut. Arcandra mengatakan, kenaikan lifting bisa terealisasi berkat eksplorasi di beberapa sumur minyak baru, khususnya di Blok Pangkah.

“Kenaikan harga minyak sepanjang tahun 2021 turut mendorong pendapatan Saka Energi mengalami kenaikan yang signifikan," kata Archandra dikutip dari akun media sosial Instagram pribadinya @arcandra.tahar pada Selasa (26/4).

Pada 2021, rata-rata harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$ 68,13 per barel, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tahun 2020 sebesar US$ 52, 77 per barel.

Mantan Wakil Menteri ESDM tersebut menambahkan, optimalisasi teknologi pada sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi berdampak terhadap peningkatan volume lifting minyak. Tak hanya itu, teknologi juga berdampak pada efisiensi operasional PT Saka Energi.

Membaiknya kinerja PT Saka Energi pasca Pandemi Covid-19 juga bisa dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mempercepat pelunasan sebagian obligasi yang diterbitkan pada 2017. PT Saka Energi telah mempercepat pelunasan utang obligasinya senilai USD 220 juta pada 25 Maret 2022 lalu.

Pasca buyback obligasi tersebut, nilai surat utang Saka Energi yang masih beredar sebesar US$ 405 juta. Surat utang itu baru akan jatuh tempo pada Mei 2024.

Arcandra menjelaskan, laporan keuangan PGN 2021 mencatat pendapatan Perseroan dari hasil penjualan minyak dan gas mencapai US$ 331,30 juta. Nilai tersebut mengalami kenaikan sekitar 60,64% dibandingkan peroleh tahun 2020 lalu yaitu sebesar US$ 203,70 juta.

“Dalam situasi yang penuh tantangan dan dinamis saat ini, sebagai subholding gas bumi, PGN senantiasa berhati-hati dan tetap disiplin dalam menjalankan seluruh kegiatan bisnisnya. Kami bersyukur bahwa bisnis dari sektor hulu PGN selama tahun 2021 tumbuh sangat positif,” tukasnya.

Menurut situs Stacker,  terdapat 10 ladang minyak terbesar dunia. Ghawar merupakan ladang minyak bumi terbesar di dunia karena memiliki cadangan minyak (masa lalu dan ditambah masa yang akan datang) mencapai 96 miliar barel. Ladang minyak bumi terbesar di dunia ini terletak 100 km barat Dhahran dan 200 km timur Riyadh di Provinsi Al Hasa Arab Saudi.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu