Harga Minyak Dunia Turun, Investor Khawatir Langkah Agresif The Fed

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi, Harga minyak dunia kembali melanjutkan tren penurunan pada Jumat pagi ini.
Penulis: Syahrizal Sidik
10/2/2023, 08.54 WIB

Harga minyak mentah dunia mengalami tren penurunan pada perdagangan Jumat pagi ini. Terkoreksinya harga minyak lantaran para pelaku pasar mencermati kemungkinan The Fed bakal lebih agresif mengerek bunga untuk meredam inflasi setelah laporan data tenaga kerja yang kuat di Januari. Alhasil, dampaknya akan cukup menekan aset berisiko seperti harga minyak. 

Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 0,5 persen, menjadi menetap di US$ 78,06 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April berkurang 59 sen atau 0,7% menjadi ditutup pada US$ 84,50 per barel di London ICE Futures Exchange. Kedua harga acuan minyak tersebut telah naik lebih dari 5,0 persen sejauh minggu ini.

Stok minyak mentah AS naik minggu lalu menjadi 455,1 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021, Badani Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu (8/2/2023), yang juga mendorong harga minyak lebih rendah. Persediaan bensin dan sulingan juga meningkat minggu lalu, kata EIA, selama bulan-bulan musim dingin yang sejuk di luar musimnya.

Prospek permintaan yang lebih kuat dari China memberikan beberapa dukungan pada harga minyak, karena konsumen minyak terbesar kedua dunia itu mengakhiri kebijakan nol-COVID yang ketat selama lebih dari tiga tahun.

"Kami memperkirakan konsumsi minyak China meningkat sekitar 1,0 juta barel per hari tahun ini, dengan pertumbuhan yang kuat muncul paling cepat di akhir kuartal pertama," tulis analis dari bank ANZ, seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/2).

"Secara keseluruhan, ini akan mendorong permintaan global naik 2,1 juta barel per hari pada 2023."

Dolar AS yang lebih lemah, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, juga membantu membatasi penurunan harga minyak mentah. Indeks dolar turun 0,7 persen menjadi 102,74.

Sementara itu, kejatuhan harga minyak karena dampak gempa bumi yang menghancurkan sebagian Turki dan Suriah mulai terbatas. Gempa bumi itu telah menewaskan lebih dari 19.000 orang, pada awalnya menaikkan harga minyak karena kemungkinan bencana tersebut akan merusak jaringan pipa dan infrastruktur lainnya secara serius dan menggusur minyak mentah dari pasar global untuk waktu yang lama.

"Kami tidak akan kehilangan pasokan itu selama yang kami kira," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.

BP Azerbaijan mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan Turki Ceyhan pada Selasa (7/2) setelah gempa melanda Senin pagi (6/2). Minyak Azerbaijan terus mengalir ke sana melalui pipa, kata BP Azerbaijan.