Harga minyak bangkit kembali ke level US$ 80 per barel setelah reli sejak awal pekan. Kenaikan terjadi di tengah pengetatan pasokan seiring rencana Arab Saudi dan Rusia memperpanjang masa pengurangan produksi dan ekspor, serta mendinginnya inflasi di Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah Brent pada perdagangan Kamis (13/7) naik menjadi US$ 80,50 per barel. Sementar minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi US$ 76,09 per barel. Sepanjang pekan ini Brent telah naik 3,61% sedangkan WTI naik 4,25%.
Mendinginnya inflasi di AS memicu harapan The Fed akan mengurangi kenaikan suku bunga. Data inflasi Amerika yang dirilis pada Rabu (12/7) menunjukkan kenaikan moderat indeks harga konsumen pada Juni yang menjadi kenaikan terkecil dalam dua tahun terakhir.
Pasar mengharapkan satu kali lagi kenaikan suku bunga, sementara pedagang minyak berharap kenaikan tersebut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak.
Produsen utama Arab Saudi pekan lalu berjanji untuk memperpanjang pengurangan produksi 1 juta barel per hari (bph) pada Agustus, sementara Rusia akan memangkas ekspor sebesar 500.000 bph.
Faktor yang dapat membatasi kenaikan harga adalah laporan Administrasi Informasi Energi AS tentang peningkatan stok minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan hampir 6 juta barel minggu lalu.
“Persediaan bensin sebagian besar tetap tidak berubah pada 219,5 juta barel selama minggu liburan Empat Juli, situasi yang hampir tidak pernah terjadi,” kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures seperti dikutip Reuters. Analis memperkirakan penarikan besar stok bensin karena pengemudi turun ke jalan untuk perjalanan liburan.