Coro Energy Ltd, melalui anak usahanya di Singapura, Coro Energy Duyung Pte. Ltd, sepakat menjual gas dalam jangka panjang kepada perusahaan pembangkit asal singapura, SembCorp Pte Ltd pada Selasa (12/9).
Gas yang dijual berasal dari Lapangan Mako, Blok Duyung, Cekungan West Natuna, Kepulauan Riau. Blok Duyung merupakan blok gas yang dioperatori oleh Conrad Asia Energy dengan 76,5% hak partisipasi. Sementara itu Coro Energy Duyung yang memiliki 15% hak partisipasi dan Empyrean Energy PLC dengan kepemilikan hak partisipasi 8,5 %.
Total volume penjualan gas ke SembCorp Pte Ltd mencapai 293 miliar kaki kubik (BCF) dan berpotensi meningkat ke angka 392 BCF.
Kesepakatan tidak mengikat itu juga telah disetujui oleh otoritas hulu migas Indonesia, SKK Migas. Ketentuan itu mengatur penjualan gas dari Lapangan Mako sejak awal masa produksi hingga masa akhir kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) di Blok Duyung berakhir pada 2037.
Executive Chairman Coro Energy James Parsons mengatakan keputusan penjualan gas ke SembCorp Pte Ltd merupakan langkah untuk mengurangi risiko komersial proyek perusahaan.
“Saya senang telah mendapatkan persetujuan penjualan gas di PSC Duyung, yang disetujui oleh pembeli dan, yang terpenting, didukung oleh pihak berwenang Indonesia," kata James dikutip dari marketscreener pada Rabu (13/9).
"Ini adalah langkah penting dalam mengurangi risiko komersial proyek kami, memposisikan kami dengan sempurna menerima tawaran dari proses farm-out yang dilakukan oleh operator, yang kami perkirakan akan segera terealisasi," ujar James.
Sebelumnya, SKK Migas memberikan tenggat waktu kepada Conrad Petroleum agar dapat mengoperasikan Lapangan Gas Mako secara komersial atau onstream pada kuartal I 2025.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, mengatakan pihaknya menargetkan lelang desain rinci atau front end engineering design (FEED) rampung pada 2023.
Hingga 31 Maret 2023, SKK Migas melaporkan proses pengadaan telah selesai dan diproyeksikan bisa menyelesaikan seluruh FEED onshore dan offshore lapangan gas berkapasitas 120 MMscfd tersebut.
Conrad melibatkan Gaffney Cline and Associates (GCA) untuk merampungkan audit sumber daya independen terkait Lapangan Gas Mako.
Estimasi terkait sumber daya yang dapat dipulihkan 2C atau kontingen, mencapai 495 miliar kaki kubik fit (BCF) atau 79% lebih tinggi dibandingkan hasil audit 2019.
Sementara itu, sumber daya 3C atau bergantung, 108% lebih tinggi. Berdasarkan hasil audit tersebut, Conrad mengumumkan bahwa Lapangan Gas Mako merupakan salah satu ladang gas terbesar yang pernah ditemukan di Cekungan West Natuna.
Blok Duyung memiliki luas sekitar 890 km2, yang terbentang di Kepulauan Riau dan perairan lepas pantai Indonesia, Laut Natuna.
Lapangan ini juga dekat dengan West Natuna Transportation System (WNTS), pipa gas alam yang menghubungkan tiga blok penghasil di Laut Natuna ke Singapura. WNTS saat ini memasok sekitar 0,4 miliar kaki kubik (Bcf) gas alam per hari ke Singapura.