Harga minyak bangkit setelah sempat terperosok hingga 5% pada Kamis (16/11). Harga minyak bangkit 4% pada keesokan harinya dipicu aksi ambil untung pedagang pasar, dan kini melanjutkan kenaikan seiring rencana OPEC melanjutkan pemangkasan produksi hingga musim semi 2024.
Minyak mentah Brent naik 0,1% ke US$ 80,72 per barel setelah pada akhir pekan bangkit hingga 4,1% ke US$ 80,61 per barel. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik ke level US$ 75,97 setelah sebelumnya melesat 4,1% ke US$ 75,89.
OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, atau lebih dikenal dengan OPEC+, akan merundingkan kebijakan produksi pada pertemuan 26 November 2023. Menurut sumber, kartel minyak global ini berencana memperpanjang pemangkasan produksi hingga ke 2024.
“Model statistik kami mengenai keputusan OPEC menunjukkan bahwa pemotongan yang lebih besar tidak boleh dikesampingkan mengingat penurunan posisi spekulatif dan rentang waktu, serta persediaan yang lebih tinggi dari perkiraan,” kata analis Goldman Sachs seperti dikutip Reuters, Senin (20/11).
Perkiraan dasar Goldman Sachs adalah bahwa pengurangan produksi yang ada akan tetap berlaku sepenuhnya pada tahun 2024, dan bahwa pemotongan sepihak sebesar 1 juta barel per hari oleh Arab Saudi akan diperpanjang hingga kuartal kedua tahun depan, dan hanya akan berbalik secara bertahap mulai Juli.
Analis IG Tony Sycamore mengatakan harga WTI mungkin naik menuju US$ 80 per barel karena kemungkinan bahwa OPEC+ akan mengumumkan pengurangan yang lebih besar pada pertemuan mendatang.“Semuanya menunjukkan kemungkinan terjadinya rebound harga pada paruh pertama minggu ini,” ujarnya.
Investor juga mengamati gangguan dalam perdagangan minyak mentah Rusia setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap tiga kapal yang mengirim minyak mentah Sokol milik Rusia ke India.
Pada Jumat (17/11), Moskow mencabut larangan ekspor bensin yang dapat menambah pasokan bahan bakar motor global. Hal ini terjadi setelah Rusia menghapus sebagian besar pembatasan ekspor solar pada bulan lalu.
Di Timur Tengah, para pejabat AS dan Israel mengatakan kesepakatan untuk membebaskan beberapa sandera yang ditahan di wilayah Gaza yang terkepung semakin dekat meski terjadi pertempuran sengit.
Meski begitu, analis menyebut sentimen konflik Timur Tengah tidak terlalu mempengaruhi pergerakan harga minyak saat ini seiring meredanya kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik tersebut.