Harga minyak melanjutkan kenaikannya pada Senin (11/12), setelah kejatuhannya sepanjang pekan lalu yang dipicu kekhawatiran pelemahan permintaan global di tengah melimpahnya pasokan.
Kenaikan harga hari ini didorong langkah Amerika Serikat (AS) yang mengisi kembali cadangan minyak strategsinya dan melakukan pembelian sebanyak 3 juta barel, meskipun ada kekhawatiran kelebihan pasokan dan pertumbuhan permintaan bahan bakar yang lebih lemah pada tahun depan.
Minyak mentah berjangka Brent naik ke level US$ 75,86 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika naik ke level US$ 71,22 per barel. Kedua harga minyak acuan dunia ini naik lebih dari 2% pada akhir pekan lalu.
Pelemahan harga baru-baru ini menarik permintaan dari Amerika Serikat, yang telah mencari hingga 3 juta barel minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) pada bulan Maret 2024.
“Kami tahu Pemerintahan Biden sedang mencari cara untuk mengisi ulang SPR, yang akan memberikan dukungan,” kata analis IG Tony Sycamore dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.
Meskipun OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah berjanji untuk memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama 2024, investor tetap skeptis terhadap kepatuhannegara-negara anggota kartel minyak global tersebut.
Sementara itu pertumbuhan produksi di negara-negara non-OPEC diperkirakan akan menyebabkan kelebihan pasokan pada tahun depan.
“Harga akan tetap berfluktuasi dan tidak memiliki arah sampai pasar melihat data yang jelas mengenai penurunan produksi secara sukarela,” kata analis RBC Capital Market dalam sebuah catatan.
“Dengan pemotongan yang belum dilaksanakan sampai bulan depan, minyak menghadapi volatilitas selama dua bulan sebelum adanya kejelasan dari data kepatuhan yang dapat diukur,” kata para analis.
Data indeks harga konsumen terbaru dari Cina, importir minyak terbesar di dunia, menunjukkan meningkatnya tekanan deflasi karena lemahnya permintaan domestik menimbulkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi negara tersebut.
Para pejabat Cina pada hari Jumat berjanji untuk memacu permintaan domestik dan mengkonsolidasikan serta meningkatkan pemulihan ekonomi pada tahun 2024.
Minggu ini investor mengamati panduan kebijakan suku bunga dari pertemuan lima bank sentral, termasuk Federal Reserve AS, serta data inflasi AS untuk mengetahui dampaknya terhadap perekonomian global dan permintaan minyak.