Harga Nikel Acuan Indonesia Anjlok 7,2%, Sentuh Level US$ 16.000/dmt

ANTARA FOTO/REUTERS/Yusuf Ahmad
Seorang pekerja memperlihatkan bijih nikel di smelter feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk di distrik Pomala, Indonesia.
Penulis: Mela Syaharani
19/1/2024, 16.16 WIB

Tren penurunan harga nikel acuan Indonesia berlanjut pada awal 2024. Harga merosot hingga 7,17% ke level US$ 16.386,86 per ton metrik kering (dmt), dari US$ 17.653,33 per dmt pada Desember 2023. Harga Januari ini merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir, menggeser rekor buruk pada Desember 2023.

Pemerintah menetapkan harga nikel melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Januari 2024.

Melihat tren pada 2023, harga acuan nikel memang sempat meroket pada Februari ke level US$ 28.444 per dmt. Namun setelah itu, angkanya cenderung turun hingga awal tahun ini.

Berbeda dengan nikel, harga batu bara acuan pada Januari 2024 ini justru menunjukkan hasil sebaliknya. Keempat golongan harga batu bara acuan seluruhnya mengalami kenaikan harga dibandingkan Desember 2023.

Mengenai harga nikel tahun ini, sebelumnya PT Vale Indonesia Tbk memperkirakan pergerakan harga nikel pada 2024 sulit diprediksi. Hal ini lantaran adanya kecenderungan pasokan berlebih atau oversupply yang berpotensi menekan harga.

“Kalau kami lihat fundamentalnya memang balance dari demand dan supply-nya kami melihat ada tendensi dan ada kecenderungan oversupply di semua kelas (nikel),” kata Direktur Keuangan Vale Bernardus Irmanto dalam Public Exposes Live 2023 sesi Vale Indonesia Rabu (29/11/2023).

Kendati demikian, Bernardus menyebut melalui adanya konversi nikel dari kelas II ke kelas I dapat mengurangi oversupply. “Itu oversupply di kelas II juga diharapkan malah justru akan turun, jadi diharapkan akan balancing out,” kata dia.

Bernardus mengatakan pihaknya memang melihat proyeksi harga nikel kemungkinan akan berada di harga di level lebih rendah. Dia memandang ini sebagai tantangan yang sudah dipersiapkan cara untuk mengatasinya,“Pada saat ini harga nikel menyentuh angka US$ 16-17 ribu, biaya produksi kami juga semakin turun,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani