PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa pemerintah menganggarkan subsidi listrik sebesar Rp 83,08 triliun untuk 2025. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan anggaran ini disusun berdasarkan asumsi dasar makro ekonomi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
“Angka ini menggunakan asumsi harga minyak mentah Indonesia, kurs, dan inflasi yang terdapat dalam RAPBN,” kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Kamis (30/5).
Selain asumsi makro, Darmawan menyebut ada spesifik konsumsi bahan bakar baik untuk BBM, batu bara, maupun BBM dan bahan bakar nabati. Harga gas rata-rata US$ 8,7 per MMBTU dan harga batu bara acuan untuk DMO yaitu US$ 70 per ton.
Dari total anggaran Rp 83 triliun, Darmawan menyampaikan sebagian besar akan dialokasikan untuk pelanggan rumah tangga. “Besaran subsidi tersebut 64,95% atau Rp 53,96 triliun diperuntukkan untuk pelanggan rumah tangga yaitu 35,22 juta pelanggan,” ujarnya.
Guna memaksimalkan subsidi tepat sasaran, Darmawan menyebut PLN telah membangun aplikasi yang mengintegrasikan data pelanggan real-time dengan aplikasi web service dari Kementerian Sosial untuk padanan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Sehingga akurasi penentuan pelanggan subsidi menjadi tepat sasaran,” ucapnya.
Untuk mengetahui status yang tergolong sebagai penerima subsidi, Darmawan menyebut masyarakat dapat mengecek melalui PLN mobile.
“Di sini sebagai contoh pelanggan bisa mengecek nomor induk kependudukan yang terdaftar untuk menerima subsidi. Apabila nomor tersebut bisa teridentifikasi, kami juga langsung bisa langsung mengeluarkan data padanan,” kata dia.
Selain anggaran subsidi listrik 2025, Darmawan juga turut melaporkan subsidi tahun ini diterima oleh 40,4 juta pelanggan. Darmawan menyebut subsidi ini diterima oleh 25 golongan tarif, dari rumah tangga kecil, bisnis kecil, industri kecil, industri sedang, pemerintahan kecil, serta traksi dan turah.
Berdasarkan data April 2024, Darmawan merinci setiap penerima subsidi listrik. Dia menyebut untuk golongan rumah tangga dibedakan atas dua macam. Pertama, berdaya 450 volt ampere (VA) dengan jumlah 24,63 juta atau 61% pelanggan dan kedua yang berdaya 900 VA dengan jumlah 9,37 juta atau 23,19% pelanggan.
“Ada empat juta pelanggan bisnis kecil, kemudian sosial dua juta pelanggan, pemerintah kecil sebanyak 181 ribu pelanggan, industri kecil 150 ribu pelanggan, industri sedang sekitar 48 ribu pelanggan dan traksi curah ada 112 pelanggan,” ujar dia.