Pertamina Patra Niaga mengatakan harga BBM non-subsidi periode 1 Juni tidak naik.
“Penyesuaian harga BBM non-subsidi memang mengacu pada regulasi. Akan tetapi, pada kondisi saat ini, kami mendukung upaya Pemerintah menjaga stabilitas perekonomian," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting dalam siaran pers, dikutip Sabtu (1/6).
Irto mengatakan, keputusan untuk tidak mengubah harga BBM mengacu pada beberapa aspek yang tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non-subsidi.
Dalam aturan tersebut, perhitungan formulasi harga BBM salah satunya dipengaruhi oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat dan acuan jual-beli minyak Singapura alias Means Oils of Platts Singapore (MOPS).
Berikut daftar harga BBM Pertamina:
- Pertamax Rp 12.950/liter
- Pertamax Green 95 Rp 13.900/liter
- Pertamax Turbo Rp 14.400/liter
- Dexlite Rp 14.550/liter
- Pertamina Dex Rp 15.100/liter.
Pertamina mengatakan, harga itu berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor atau PBBKB 5%.
Pertamina telah menahan harga BBM non-subsidi sejak Februari. Pemerintah memutuskan untuk menahan kenaikan harga BBM non-subsidi Pertamina hingga Juni.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM mengatakan, Pemerintah menanggung kompensasi atas penahanan kenaikan harga BBM Pertamina.
"Ini kan ada formula dan aturannya. Ada kompensasi dan akan ditanggung oleh Pemerintah," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pada Rabu (29/5)
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah akan tetap menahan harga jual BBM non-subsidi hingga Juni. Harga kemudian dievaluasi pada Juni dengan mempertimbangkan pergerakan harga minyak dunia.
“Kira-kira Juni kami akan lihat. Harga minyak dunia sudah hampir US$ 83 per barel ya,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM pada Maret (8/3).