Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan hingga saat ini belum ada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) atau perusahaan migas yang berminat untuk mengelola blok migas Akimeugah 1 dan 2 di Papua.
“Oleh karena itu kami sedang mempelajari alasan para stakeholder dan para kontraktor itu tidak menawar blok ini. Kalau tidak laku, maka harus kami pelajari,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di kantornya pada Jumat (26/7).
Dadan menyampaikan Kementerian ESDM melalui Badan Geologi saat ini mengupayakan untuk meningkatkan kualitas data tentang Blok Akimeugah ini.
Terkait peminat, sebelumnya SKK Migas mengungkapkan bahwa sudah banyak perusahaan yang menyatakan minat untuk mengelola blok Akimeugah di Papua. Hal tersebut disampaikan oleh Penasehat Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf saat ditemui di sela acara IPA Convex 2024 di BSD City, Kamis (16/5).
“Saya lihat banyak juga yang tertarik dengan Akimeugah, hanya saja WK ini masih berada di Taman Nasional Lorentz,” ujarnya.
Untuk diketahui, sebagian wilayah WK Akimeugah I dan II masuk ke dalam Taman Nasional Lorentz yang merupakan kawasan konservasi. WK migas yang berlokasi di Papua itu dahulu bernama Cekungan Warim, namun kini telah berganti nama menjadi Blok Akimeugah I dan II.
Kementerian ESDM mengatakan pergantian nama ini dilakukan dengan memotong bagian yang berada di dalam wilayah taman nasional agar potensi migasnya dapat segera dikembangkan tanpa harus menunggu restu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kendati demikian, Nanang mengatakan posisi WK Akimeugah yang berada di Taman Nasional Lorentz hanya tersisa sebagian kecil saja. “Saya pernah menjelaskan bahwa itu hanya sebagian kecil saja. Tapi yang sekarang ditawarkan untuk dikelola itu sudah berada di luar taman nasional,” ujarnya.