Harga minyak naik pada pada Kamis (15/8) didorong optimisme baru seputar ekonomi Amerika Serikat (AS) usai rilis data penjualan retail yang kuat.
Minyak mentah Brent naik US$ 1,28 per barel atau 1,6% menjadi US$ 81,04. Namun pagi ini, Jumat (16/8), harga terkoreksi 0,11% menjadi US$ US$ 80,95.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,18 atau 1,53% menjadi US$ 78,16. Pagi ini harga terkoreksi 0,27% menjadi US$ 77,95.
Data penjualan retail AS yang kuat sedikit meredakan kekhawatiran pelemahan ekonomi Cina yang terlihat dari melambatnya investasi dan aktivitas industri.
Penjualan retail AS pada Juli tercatat naik 1%, jauh di atas perkiraan pasar untuk kenaikan sebesar 0,3%. Data juga menunjukkan bahwa lebih sedikit warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran.
"Data ekonomi AS yang dirilis minggu ini telah membantu meredakan kekhawatiran akan perlambatan tajam dalam ekonomi AS," kata analis di konsultan energi FGE, dikutip dari Reuters, Jumat (16/8).
Mereka mencatat bahwa pasar minyak sekarang akan kembali fokus penuh pada fundamental dan geopolitik. Meski begitu, pasar tetap mewaspadai perkembangan konflik di Timur Tengah, dengan Israel memulai pembicaraan gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Harga minyak juga dipengaruhi oleh pemangkasan prospek permintaan energi, baik oleh OPEC maupun International Energy Agency (IEA), keduanya mengutip pelemahan ekonomi Cina sebagai alasan pemangkasan prospek permintaan untuk tahun ini dan 2025.