Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa ada sebuah perusahaan nikel yang mengajukan permintaan untuk menguasai hingga 40% dari total produksi nikel Indonesia.
"Ada satu perusahaan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) minta sampai 30–40% dari total RKAB," ujar Bahlil dalam sambutannya dalam Minerba Expo 2024 di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/11).
Bahlil menyebut bahwa hingga saat ini, total produksi nikel Indonesia telah mencapai 150 juta ton. Ia menilai permintaan perusahaan untuk menguasai 40% dari produksi nasional bukanlah keputusan yang bijak. Menurutnya, butuh pemerataan demi kontribusi bersama.
Bahlil juga mengungkapkan berdasarkan data dari Badan Geologi Amerika Serikat, yang sebelumnya menyebut cadangan nikel Indonesia mencapai 25% dari total cadangan dunia. Namun, data tersebut telah direvisi dan menunjukan kenaikan hingga 43%.
"Total cadangan nikel dunia yang ada di Indonesia 42%, jadi ini adalah sebagai bentuk cadangan kita yang luar biasa sekali," tuturnya.
Tak hanya itu, Bahlil juga mengatakan pada tahun 2014, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) hanya mencapai Rp 29 triliun. Saat itu, katanya, sektor ini belum dianggap sebagai sumber pendapatan utama negara. Namun, kini kontribusinya meningkat signifikan, menyumbang sekitar 10 hingga 11% dari pendapatan negara dengan nilai mencapai Rp 170 triliun.
"Kalau akumulasi PNBP dari ESDM kepada pendapatan negara itu Rp 300 triliun lebih termasuk sektor hulu migas," pungasnya.