Program sambung listrik gratis yang digulirkan pemerintah tak hanya menghadirkan akses listrik bagi masyarakat. Tapi juga membuka peluang peningkatan perekonomian, bahkan bagi masyarakat di pelosok negeri.
Hal tersebut dirasakan salah satunya oleh Kevin Bisay (41 tahun), seorang nelayan di pesisir Sorong. Rumah yang ditinggali bersama istri dan dua anaknya, selama ini mengalami keterbatasan penerangan.
“Sudah belasan tahun tinggal di sini, akhirnya kami punya listrik sendiri. Sebelumnya saya menyalur ke rumah tetangga,” ujar warga Kelurahan Klawuyuk, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong ini dikutip dari keterangan resmi, Rabu (25/12).
Kevin merupakan salah seorang penerima manfaat Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari pemerintah. Program ini bertujuan untuk memperluas akses listrik masyarakat.
“Saya bersyukur sejak punya listrik sendiri, sekarang saya bisa gunakan alat-alat listrik tambahan seperti magic com. Saya berterima kasih pada pemerintah telah memberikan lentera bagi kami masyarakat ekonomi lemah," ujarnya.
Ada pula Gerda Malak (68 tahun), seorang ibu rumah tangga, juga punya pengalaman serupa. Sebelum mendapat bantuan sambung listrik gratis, Gerda menyalur listrik ke gereja dekat rumahnya.
“Listrik ini merupakan bantuan yang baik untuk kami, semoga pemerintah sukses selalu dalam mengeluarkan program bantuan kepada masyarakat,” tutur Gerda.
Ia merasa sangat terbantu dengan kehadiran program ini. Terlebih sejak suaminya meninggal pada 2017, Gerda menyandarkan hidupnya kepada penghasilan anaknya yang bekerja serabutan.
Kevin dan Gerda berlega hati dengan adanya program BPBL. Keduanya merupakan bagian dari 155.429 rumah tangga penerima manfaat BPBL pada 2024. Program ini menjadi lentera bagi mereka untuk menyongsong hidup yang lebih baik.
Pencapaian BPBL Melebihi Target
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu menyampaikan bahwa pencapaian BPBL pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan realisasi 2022 sebesar 80.183 rumah tangga, dan 2023 sebesar 131.600 rumah tangga.
“Realisasi BPBL tahun 2024 ini melebihi target awal sebanyak 150.000 rumah tangga atau tercapai 103,61 persen,” ujar Jisman.
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) terus berupaya memperluas akses listrik hingga ke desa-desa dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), agar kebutuhan listrik tidak hanya terpenuhi di perkotaan dan sektor industri, tetapi juga di seluruh pelosok negeri.
"Kami berharap ke depan seluruh kebutuhan listrik masyarakat dapat sepenuhnya dilayani oleh PLN. Oleh karena itulah program BPBL ini hadir," ujarnya.
Anggota DPR RI Rico Sia menyampaikan apresiasi kepada Ditjen Ketenagalistrikan dan PLN atas bergulirnya program BPBL. Menurut dia, program ini tidak hanya menghadirkan akses listrik bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang peningkatan perekonomian.
"Pihak pemerintah daerah dapat juga menyampaikan ke kami titik-titik mana yang memang perlu prioritas mendapatkan akses listrik", ungkap Rico saat penyalaan pertama program BPBL di Kota Sorong pada pertengahan Desember yang lalu.
Lebih lanjut, ia mengatakan dengan adanya listrik, diharapkan kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Ini sejalan dengan visi program BPBL untuk memperbaiki taraf hidup dan ekonomi masyarakat di berbagai wilayah.
"Harapan saya ke depan, warga Kota Sorong semakin hebat, semakin mandiri dengan adanya program ini," pungkas Rico.